Khartoum (ANTARA News) - Ribuan pengungsi Sudan Selatan kehilangan tempat tinggal di Khartoum setelah polisi Sudan menghancurkan tempat penampungan mereka selama beberapa bulan terakhir, kata badan pengungsi PBB (UNHCR), Kamis (26/10).

Lebih dari 450.000 pengungsi Sudan Selatan sudah masuk ke Sudan sejak sebuah perang sipil brutal terjadi di negara mereka pada Desember 2013, ungkap PBB. Khartoum memperkirakan jumlah pengungsi mencapai 1,3 juta.

Selama beberapa bulan terakhir, polisi telah menghancurkan tempat penampungan pengungsi yang tinggal di Khartoum atau memindahkan mereka tanpa "perencanaan yang memadai", kata UNHCR.

"Laporan terbaru menunjukkan bahwa sekitar 220 tempat penampungan di daerah terbuka Dar es-Salam dihancurkan oleh polisi pada 23 Oktober, dilaporkan membuat sekitar 2.000 pengungsi Sudan Selatan tidak memiliki tempat berlindung" di Khartoum, kata badan pengungsi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Pengungsi lainnya telah dipindahkan ke lokasi di Omdurman, kota kembar Khartoum di tepi barat Sungai Nil, yang membuat "tempat penampungan penuh sesak, tidak memadai, dan fasilitas air bersih serta sanitasi yang dipakai secara berlebihan," tambahnya.

Banyak pengungsi, kebanyakan wanita dan anak-anak, dibiarkan duduk di area terbuka pada Kamis setelah kerusuhan terakhir, sedangkan beberapa orang berusaha mendirikan tenda darurat dari pakaian untuk bermalam, kata seorang koresponden AFP yang mengunjungi Dar es-Salam.

Sekitar 35.500 pengungsi Sudan Selatan tinggal di daerah terbuka di Khartoum, dan pemerintah telah mempertimbangkan opsi untuk memindahkan mereka ke lokasi yang lebih aman, demikian AFP. (hs)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017