Medan (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa segera menyampaikan surat pemberitahuan tertulis kepada Presiden Joko Widodo mengenai dukungan dua partai kepadanya untuk maju menjadi calon Gubernur Jawa Timur.

"Jadi Insya Allah, besok saya akan menyampaikan surat tertulis kepada Bapak Presiden melalui Kantor Kementerian Sekretaris Negara. Insya Allah di dalam surat itu, kami menyampaikan informasi, artinya saya sudah dapat rekomendasi dari Partai Demokrat dan Partai Golkar," kata Khofifah seusai menghadiri resepsi pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Afif Nasution di Medan, Minggu.

Partai Demokrat dan Golkar telah menerbitkan dua surat rekomendasi terhadap Khofifah dan Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak sebagai pasangan calon gubernur dan wakilnya pada Pilkada Jatim 2018.

Partai Demokrat memiliki 13 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jatim, sedangkan Partai Golkar 11 kursi, sehingga pasangan Khofifah - Emil telah mengantongi 24 kursi dukungan untuk maju dalam pilkada.

Sedangkan untuk mengikuti Pilkada Jatim hanya butuh dukungan dari partai politik yang memiliki minimal 20 kursi di DPRD provinsi setempat.

"Ini artinya, kalau dihitung sudah cukup untuk mencalonkan sebagai cagub di Pilgub Jawa Timur tahun depan. Selanjutnya mohon arahan (Presiden)," tambah Khofifah.

Ia mengaku surat itu bukan surat pengunduran diri sebagai menteri, sehingga meninggalkan tanggung jawabnya.

"Nah, (pengunduran diri) itu kan kalau itu saya tinggal glanggang. Kami ini para menteri, saya itu kan pembantu Presiden. Menteri ini kan mendapat mandat itu, berusaha memaksimalkan, menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan Keppres dan pakta integritas yang ditandatangani," ungkap Khofifah.

Ia mengaku baru meminta izin secara lisan dari Presiden.

"Selasa kita dapat rekomendasi dari partai Demokrat. Saya pun sebelum dan sesudahnya itu tetap mengikuti ritme tugas. Besok hari Rabunya, itu jadwal dari Partai Golkar. Hari Kamis, saya diberi kesempatan untuk bertemu Presiden di Mataram. Saya menyampaikan baru lisan," ujarnya.

Ia pun menegaskan agar jangan ada kesan ingin meninggalkan tugas.

"Tapi kan teman-teman banyak bertanya, kapan mundur? Itu kan berarti meninggalkan tugas loh. Mohon dipahami posisi penerima mandat seperti para menteri. Ini kan penerima mandat, jangan sampai ada kesan meninggalkan tugas sebelum tuntas, itu kalau orang Jawa itu, tinggal glanggang, colong playu. (Saya) tidak akan meninggalkan tugas sebelum tuntas," tegas Khofifah.


Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017