Jakarta (ANTARA News) - Hasil temuan proyek riset global The Economist Intelligence Unit (EIU) menujukkan Jakarta menduduki peringkat kedelapan kota yang paling optimis di dunia terkait lingkungan digital untuk bisnis.

Riset tersebut mengukur tingkat kepercayaan eksekutif bisnis di 45 kota di dunia, serta sejauh mana kota tersebut dapat mendukung ambisi digital yang dimiliki oleh sektor bisnis.

"Fakta dan kepercayaan diri sangat penting dalam mendorong untuk melakukan perubahan," ujar Editorial Director Asia,The Economist Intelligence Unit (EIU), Charles Ross, dalam temu media di Jakarta, Kamis.

Riset tersebut berdasar pada lima kategori kunci yang relevan dengan bisnis yakni inovasi dan kewirausahaan, lingkungan finansial, sumber daya manusia (SDM) dan ketrampilan, pengembangan teknologi baru, dan infrastruktur TIK.

Menariknya, dalam temuan tersebut, tujuh dari 10 kota yang memiliki tingkat kepercayaan terhadap transformasi digital berasal dari Asia.

Tingkat kepercayaan Asia yang meningkat ditandai dengan Bengaluru yang berada di peringkat pertama. Dua kota di India lainnya, Mumbai dan New Delhi, juga berada di lima besar.

Sebaliknya, pasar negara maju cenderung lengah. Di antara kota di negara maju, hanya San Fransisco yang berada di posisi lima besar dan kota lain, seperti Madrid dan London, berada di urutan 10 besar.

Sepuluh kota di negara maju berada di urutan 10 terbawah, seperti Berlin, Yokohama, Tokyo dan Taipe, yang menunjukkan tingkat kepercayaan terendah.

"Negara lebih maju, Jepang, Eropa, bahkan AS mereka sudah mulai puas diri, ekspektasi kepercayaan akan lebih baik ke depan akan lebih rendah. Optimistis ini harus menjadi kekuatan," kata Ross.

Menurut President Director Telkomtelstra, Erik Meijer, tingginya tingkat kepercayaan ini didasari pertumbuhan ekosistem digital di Jakarta. Telkomtelstra sendiri merupakan perusahaan telekomunikasi yang membantu perushaan melakukan transformasi digital di Indonesia.

"Pemerintah juga mendukung pertumbuhan sektor bisnis dan serius dalam melakukan pembunaan kewirausahaan digital," ujar Erik.

Riset tersebut juga menemukan bahwa eksekutif di Jakarta merupakan kelompok yang paling memuji dukungan dari pemerintahnya, dengan 95 persen dari mereka percaya bahwa pemerintah akan memainkan peran yang lebih positif salam pengembangan ekosistem digital selama tiga tahun ke depan.

Namun, lebih dari separuh juga berpikir bahwa saat ini sedang ada diskoneksi antara pemerintah nasional dan kota dalam hal memberikan dukungan untuk melakukan inovasi.

Peran pemerintah dinilai sangat penting, karena 53 persen responden survei di kota-kota di Asia mengakui bahwa mereka bersedia untuk memindahkan operasinya ke kota lain yang memiliki lingkungan eksternal yang lebih mendukung.

Oleh karena itu, pemerintah diharap dapat lebih mendukung transformasi digital, terlebih dalam hal regulasi, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital lebih lanjut di Indonesia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018