Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meminta agar Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) memberikan nilai tambah agar citra satelit dengan resolusi tinggi bahkan sangat tinggi dapat terakses oleh masyarakat.

"Kalau bisa dibuat agar masyarakat bisa gunakan dengan cara distributive inovation. Masyarakat kan biasanya pakai Google Earth, nah jika LAPAN bisa sajikan value added di sini tentu sangat baik lagi, apalagi Kita masuk era revolusi industri 4.0," kata Nasir saat meluncurkan sistem penerima data penginderaan jauh resolusi sangat tinggi, optik, dan SAR milik LAPAN di Jakarta, Selasa.

Ia berandai-andai LAPAN bisa menghubungkan teknologi ini melalui aplikasi atau sistem tertentu dan memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk bisa mengukur sendiri luas lahan yang dimiliki dengan akurat.

Atau aplikasi yang mampu memastikan luasan lahan pertanian produktif di Indonesia, sehingga dapat memperkirakan ketersediaan pangan nasional.

"Kalau kita bisa lihat detil dengan citra satelit resolusi sangat tinggi ini kemungkinan panen raya atau justru gagal panen pajale (padi, jagung, kedelai -red), misalnya, tentu ini akan luar biasa, bisa saja sebenarnya kita tidak perlu impor pangan."

"Mudah-mudahan bisa dikembangkan, kan kalau sekarang baru Kementerian/Lembaga yang memanfaatkan data citra satelit dengan resolusi sangat tinggi yang dimiliki LAPAN ini," lanjutnya.

Lebih lanjut Natsir menuturkan LAPAN bisa bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) atau Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) lain untuk mengembangkan dan memanfaatkan citra satelit resolusi sangat tinggi ini agar bisa diakses masyarakat.

(Baca juga: LAPAN distribusikan data penginderaan jauh 50cm)

Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Dimyati mengatakan ada dukungan dana diberikan kementerian kepada LAPAN dalam bentuk flagship untuk melakukan riset menjawab tantangan seperti yang diberikan Menristekdikti tersebut.

LPNK dapat membuat mozaik proposal riset dalam jangka waktu hingga tiga tahun sehingga di tahun terakhir pendanaan dapat terlihat hasil flagship tersebut.

"Peneliti LAPAN bisa bikin ini kerja sama dengan perguruan tinggi misalnya, atau dengan pihak lain. LAPAN dapat Rp10 miliar di 2018, di tahun-tahun berikutnya dilihat lagi kebutuhannya seperti apa sampai nanti di tahun terakhir hasilkan sesuatu di level yang bisa dimanfaatkan," ujar dia.

Wakil Ketua Komisi VIII Herman Kaeron menyampaikan apresiasi untuk LAPAN dan seluruh pihak yang terlibat untuk bisa menghasilkan sistem data citra satelit dengan resolusi sangat tinggi.

"Jika disebut bisa zoom sampai 0,5 meter itu luar biasa. Artinya LAPAN bisa efisiensikan kebutuhan anggaran terkait data muka bumi di semua sektor," kata Herman.

Harapannya data-data dengan resolusi sangat tinggi ini tidak hanya untuk penggunaan eksklusif K/L saja tapi bisa dikomersialisasikan dengan akses publik, namun tentu tetap memperhitungkan kaidah keamanan dan etikanya, ujar Herman.

Ia mengatakan akan mendukung dari segi penganggaran untuk pengembangan inovasi-inovasi berbasis data-data citra satelit resolusi sangat tinggi ini. Dan bersedia memfasilitasi pembahasan bersama otoritas penganggaran di pemerintahan.

Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018