Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan Kementerian Agama sebaiknya mengevaluasi data 200 mubalig dan mubalighah yang telah dirilis guna mengatasi polemik yang ada.

"Daftar 200 mubalig dan mubalighah sampai saat ini masih menyisakan polemik," kata Bambang Soesatyo, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.

Menurut Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet, Kementerian Agama sebaiknya melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, perguruan tinggi Islam, dan pimpinan pondok-pondok pesantren, dan lembaga terkait lainnya, untuk mengevaluasi daftar mubalig/mubaligah tersebyt.

Peran negara, kata dia, lebih kepada memberikan fasilitas agar kehidupan keagamaan rukun dan damai serta mencegah timbulnya rasa ketidakadilan.

Politisi Partai Golkar itu menambahkan, Pemerintah saat ini sedang berupaya mengikis radikalisme dan penyebarannya, tapi upaya Pemerintah tersebut harus dilakukan secara tepat.

"Kementerian Agama sebaiknya membangun komunikasi dengan pihak terkait lainnya untuk menanggulangi radikalisme," katanya.

Bamsoet, juga mengingatkan Kementerian Agama agar membangun kekuatan melalui pembinaan agama dalam meminimalisasi indoktrinasi terhadap paham radikalisme ataupun aksi terorisme di tengah masyarakat.

Sebelumnya Kementerian Agama merilis 200 nama mubalig/mubaligah, dengan alasan sebagai rekomendasi atas usulan dan permintaan dari berbagai pihak seperti masjid, mushola, ormas Islam, dan perguruan tinggi, perihal penceramah yang direkomendasi.

Baca juga: Amien Rais minta daftar 200 mubalig ditarik

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018