Denpasar (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta PT Angkasa Pura I memastikan penanganan pesawat dan penumpang termasuk delegasi di Bandara Ngurah Rai, Bali, menjelang pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, Oktober 2018.

Menteri Luhut ketika meninjau pengembangan Bandara Ngurah Rai di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat, meminta agar dilakukan koordinasi lebih lanjut dan intensif dengan bidang protokoler Sekretariat Negara dan Kementerian Luar Negeri untuk kesiapan operasional dan penanganan delegasi.

Luhut dalam kesempatan itu juga mengharapkan pengembangan bandara yang meliputi kesiapan fasilitas di sisi darat dan udara dikerjakan sesuai regulasi, jadwal, dan bekerja dengan detail.

Terkait hal itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam kesempatan yang sama mengaku optimistis penyiapan fasilitas bandara menyambut perhelatan besar itu akan rampung 100 persen pada Agustus 2018 sebelum dilakukan sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan RI.

Menurut dia, beberapa peningkatan fasilitas itu di antaranya kapasitas landasan pacu ditingkatkan menjadi 33 penerbangan per jam yang semula 30 penerbangan dan menyiapkan gedung parkir mobil dengan kapasitas mencapai 1.615 slot kendaraan.

Baca juga: IMF yakini pertemuan tahunan Bali berjalan sukses

Selain itu menambah gerai pelaporan di terminal internasional dari 96 unit seluas 2.740 meter persegi menjadi 126 unit dengan luas 4.420 meter persegi, "rapid exit taxiway" menjadi tiga dari dua lintasan dan penambahan tempat parkir pesawat menjadi 63 dari saat ini sebanyak 53.

Terkait penyambutan para delegasi, Direktur Operasi PT Angkasa Pura I (Persero) Wendo Asrul Rose menambahkan pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah untuk memperlancar pergerakan pesawat dan penumpang selama pertemuan keuangan tingkat dunia itu berlangsung.

Pihaknya menyiapkan beberapa rekayasa pengaturan lalu lintas kepala negara dan delegasi saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, baik yang menggunakan pesawat pribadi atau pesawat regular.

Rekayasa itu, kata dia, di antaranya opsi menggunakan jalur cepat ("fast track") atau melalui terminal kedatangan biasa termasuk melakukan koordinasi dengan Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina.

Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia diperkirakan akan dihadiri sekitar 17 ribu delegasi dari 189 negara.

Selain kepala negara, para delegasi merupakan menteri keuangan, gubernur bank sentral serta pemangku kepentingan dan pihak terkait lain bidang ekonomi dan keuangan dunia akan turut menghadiri pertemuan akbar di Nusa Dua, Bali, Oktober 2018.

Baca juga: Rombongan menkeu 10 negara akan mendarat di Banyuwangi

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018