Surabaya (ANTARA News) - Berbagai lembaga atau institusi yang menyelenggarakan hitung cepat untuk hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018, Rabu, mengunggulkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak atas pesaingnya, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.

Seperti hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak memenangi kontestasi Pilkada Jatim 2018.

"Perbedaan persentase perolehan suara antara Khofifah-Emil dengan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno hanya enam persen, maka dipastikan Khofifah-Emil menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim berdasarkan hitung cepat LSI Denny JA," kata peneliti LSI Denny JA, Mohammad Khotib, di Jakarta.

Berdasarkan persentase data sementara yang masuk pada Rabu, pukul 16.05 WIB, Khofifah-Emil memperoleh 54,14 persen suara atau unggul dari lawannya, yakni Saifullah Yusuf alias Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno yang memperoleh 45,86 persen suara.

Khotib mengatakan dilihat perkembangan data, hasil perolehan suara tersebut tidak akan mengubah posisi meskipun data yang masuk masih 96 persen.

Namun, dia menegaskan bahwa pemenang Pilkada Jatim merujuk sesuai hasil penghitungan atau rekapitulasi KPU setempat.

Berdasarkan data hitung cepat LSI Denny JA hingga pukul 16.06 WIB, data yang masuk dalam Pilkada Jatim sebesar 96,50 persen, dengan tingkat partisipasi pemilih atau "voter turn out" (VTO) sebanyak 65,03 persen, dengan margin of error sebesar 1 persen.

Tetapi, untuk per TPS, masing-masing cagub unggul di TPS di mana ia menggunakan hak pilihnya (mencoblos). Seperti Khofifah Indar Parawansa menang dalam penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS) 016, Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, yang tak lain adalah kampungnya sendiri.

TPS 016 berlokasi di Sekolah Dasar Negeri Margorejo VI Surabaya, yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari rumah mantan Menteri Sosial itu di Jalan Jemursari VIII Surabaya.

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS setempat Muhammad Mabrur, kepada wartawan usai melakukan penghitungan suara, Rabu sore, mengumumkan Khofifah yang di Pilkada Jatim 2018 berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak memperoleh sebanyak 413 suara.

Sedangkan pasangan calon lawannya, Saifullah Yusuf - Puti Guntur Soekarno, di TPS tersebut memperoleh 56 suara.

"Kemenangan pasangan Khofifah-Emil di TPS 016 Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, mencapai 76 persen dari total jumlah pemilih," tuturnya.

Dia menjelaskan total Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS 016 adalah 631 orang. Namun, tercatat yang hadir menggunakan hak pilihnya sebanyak 497 orang. 10 suara di antaranya dinyatakan tidak sah dalam penghitungan yang baru rampung pada sekitar pukul 15.40 WIB sore tadi.

Khofifah tercatat sebagai DPT nomor 217 di TPS tersebut. Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu hadir menggunakan hak pilihnya di TPS tersebut pada sekitar pukul 10.30 WIB tadi pagi dengan didampingi tiga orang anaknya.

Begitu juga, pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno menang di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 03 yang berlokasi di dekat kediamannya, kawasan Gayungan Surabaya.

"Hasilnya, suara Gus Ipul-Puti meraih 272 suara dan Khofifah-Emil Dardak 176 suara, sedangkan lima suara tidak sah," kata Ketua KPPS TPS 03 Kecamatan Gayungan Vina Arditasari usai penghitungan.

Total surat suara sah di TPS yang jaraknya sekitar 300 meter dari rumah pribadi Gus Ipul tersebut sebanyak 484 suara. Dengan demikian, total surat suara yang terpakai sebanyak 453 suara.

Ia menyebutkan sebanyak 578 surat suara. Dari jumlah itu, yang digunakan sebanyak 453 surat suara sehingga surat suara yang tidak terpakai sebanyak 125 surat suara.

Pasangan nomor 1 merupakan calon dari koalisi Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura, dan NasDem, sedangkan pasangan nomor 2 adalah calon dari gabungan PKB, PDI Perjuangan, PKS, dan Gerindra.

Lancar
Sementara itu, KPU mengklaim pelaksanaan Pilkada serentak 2018 di berbagai daerah di Indonesia berjalan lancar dan tidak ada sesuatu masalah yang mengganggu pelaksanaannya.

Ketua KPU, Arief Budiman, saat konfrensi pers pada program kunjungan pemungutan suara kegiatan di Sidoarjo, Jatim, Rabu, mengatakan, dari beberapa daerah yang dia pantau langsung menunjukkan proses Pilkada serentak berjalan dengan lancar dan regulasi pun dijalankan dengan baik walau tidak sempurna.

"Secara nasional kami terus memonitoring pelaksanaan Pilkada di 171 daerah. Tidak ada laporan yang menyebabkan mengganggu dan mengkhawatirkan pelaksanaan pilkada. Hanya satu kabupaten di Papua yang karena distribusi logistiknya terhambat. Alat transportasi yang digunakan sempat ditembak dan mengganggu pengiriman," tutur Arief.

Meski begitu, pihaknya terus mengingatkan agar logistik bisa sampai ke tujuan hari ini. Walaupun terlambat pemungutan suara tetap bisa dilakukan hari ini. Kalaupun tidak bisa maka akan dilakukan pemilihan susulan pada hari yang ditentukan.

Dia mengakui, masih ada beberapa masalah di beberapa tempat yang sempat ditemuinya. Di beberapa tempat yang tempatnya cukup kecil, ukuran tempat pemungutan suara (TPS) lebih kecil namun hal itu tidak mempengaruhi substansi pelaksanaan pilkada.

Senada dengan Arief, Ketua Badan Pengawas Pemilu Jawa Timur Muhammad Amin mengatakan, berdasarkan pengawasan dan pemantauan anggotanya di lapangan, tidak ada laporan yang menyatakan adanya kegagalan proses demokrasi di Jatim.

"Juga tidak ada laporan adanya satu orang pun yang ditolak atau dihalang-halangi saat akan menyalurkan hak pilihnya," ujar Amin.

Dalam kesempatan sama, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengapresiasi lancarnya penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 yang diselenggarakan KPU.

"Kami mengapresiasi KPU, Bawaslu, dan juga pemerintah daerah atas lancarnya pelaksanaan Pilkada serentak sampai saat ini," kata Anggota Komisi II DPR RI Zainudin Amali saat konfrensi pres kegiatan "Election Visit Program".

Amali mengatakan, dari apa yang terpantau dan informasi yang diterima sejak Selasa (26/6) kemarin khususnya untuk pemilihan gubernur dan pemilihan bupati pelaksanaannya masih berjalan lancar dan tertib.

Politikus Partai Golkar itu mengungkapkan, pihak DPR memang konsen terhadap pelaksanaan Pilkada 2018 kali ini karena merupakan pelaksanaan pilkada gelombang terakhir sebelum pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

"Yang kedua karena pada pilkada tahun ini diikuti oleh daerah dengan pemilih yang cukup banyak. Jumlah pemilih yang nanti akan memilih pileg dan pilpres sebagian besar ikut pada gelombang ketiga ini. Kami memastikan dan meyakinkan pelaksanaan pilkada terlaksana dengan baik. Sehingga tidak membawa akses yang akan berakibat pelaksanaan pileg dan pilpres," ujar Amali.

Pihak DPR, lanjut dia, terus menyampaikan ke penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPU bahwa suksesnya pelaksanaan pilkada dengan baik akan membuat KPU punya banyak waktu untuk langsung konsentrasi ke Pileg dan Pilpres 2019.

DPR menilai, jika pelaksanaan Pilkada 2018 tidak lancar, pasti akan mengganggu konsentrasi ke pileg. Namun, dia menegaskan hingga saat ini menurut laporan dari berbagai tempat sampai saat ini berjalan dengan baik dan kondusif.

"Diharapkan sampai akhir tidak ada masalah signifikan yang membuat pelaksanaan pilkada tercederai. Kami apresiasi KPU, Bawaslu dan Pemda yang kebetulan melaksanakan pilkada. Karena dukungan Pemda juga menentukan pelaksanaan sukses atau tidak," kata Amali.

Ketua KPU Arief Budiman mengemukakan bahwa Komisi Pemilihan Umum dari negara lain ikut memantau pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 melalui kegiatan "Election Visit Program 2018" yang digelar KPU.

"Kegiatan ini sebenarnya sudah dilakukan beberapa kali. Program kunjungan kegiatan pemilu ini diikuti KPU-KPU dari beberapa negara, kemudian pemantau pemilu dari beberapa negara, termasuk pemantau pemilu dari dalam negeri," tutur Arief Budiman.

Selain KPU dari negara lain, dalam kegiatan itu hadir juga perwakilan dari lembaga-lembaga negara seperti Kemendagri, Kemenkopolhukam, DPR, BIN, Bappenas yang nantinya akan berbagi cerita dan pengalaman penyelenggaraan pemilu di berbagai negara.

Arief mengungkapkan, pada hari ini pihaknya telah melakukan pemantauan bersama di 14 tempat pemungutan (TPS). Ada enam grup dan masing-masing grup ada dua TPS.

14 TPS itu antara lain 12 TPS ada di Surabaya dan dua TPS di Bangkalan. Pada hari ini juga, pihaknya akan melakukan pemantauan penghitungan suara di Sidoarjo. Sedangkan nanti malam akan diskusi lagi pengalaman pemilu dari berbagai negara dan di Indonesia.

"Diharapkan akan memberikan bukan hanya pengalaman aktual dan faktual, tapi juga memberikan inspirasi pada banyak negara. Hal-hal baik dari Indonesia bisa diterapkan di banyak negara nantinya," tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengapresiasi kegiatan "Election Visit Program 2018" yang digielar KPU itu. Menurutnya kedatangan delegasi lembaga pemilihan umum internasional dari 24 negara dengan 150 orang peserta dari negara lain menunjukkan suksesnya.

Datangnya lembaga pemilihan umum internasional itu, kata dia, menjadi indikator kedewasaan politik di Jatim. Pasalnya, masyarakat di Jatim memang punya tradisi dalam politik yang dewasa meskipun setiap 5 tahun sekali meningkat sesuai dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang meningkat.

"Basis yang sangat plural ini menghasilkan pluralisme yang ada di Jatim. Saya kira ini satu indikasi dan terima kasih pada masyarakat internasional yang membuat studi banding demokrasi politik dan suasana Pilkada yang damai," ujarnya.

Pewarta: Chandra Hamdani Noor
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018