Jambi (ANTARA News) - Senanyak 450 personil gabungan TNI-Polri disiagakan untuk melakukan pengamanan kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Jambi pada Sabtu (4/8) untuk memberikan pembekalan wawasan kebangsaan bagi mahasiswa baru Universitas Jambi (Unja).

Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops), Polresta Jambi, Kompol Umar Wijaya di Jambi, Kamis, mengatakan kedatangan orang nomor dua di Indonesia itu dilakukan dari kedatangan di Bandara Sultan Thaha Jambi hingga ke Kampus Universitas Jambi.

Untuk menjamin kelancaran perjalanan rombongan pejabat tinggi negara itu, tim mengerahkan lebih banyak personil di sepanjang perjalanan.

"Banyaknya persimpangan yang dilintasi, membuat kami menambah personel di lapangan," katanya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan memberikan kuliah wawasan kebangsaan bagi 7.500 mahasiswa baru Universitas Jambi (Unja) di Balairung Kampus Unja Mendalo di Kabupaten Muarojambi.

"Kami sudah melakukan audiensi dengan beliau dan dijadwalkan akan memberikan pembekalan wawasan kebangsaan bagi mahasiswa baru Unja. Sebanyak 7.500 mahasiswa baru akan hadir," kata Rektor Universitas Jambi Prof H Johni Najwan.

Ia menyebutkan, kepastian kehadiran orang nomor dua di Indonesia untuk memberikan materi wawasan kebangsaan bagi mahasiswa baru perguruan tinggi itu diperoleh setelah ia bersama unsur pimpinan Unja melakukan kunjungan dan audiensi ke Istana Wakil Presiden di Jakarta, Selasa (31/7).

Rektor Unja menyebutkan, Wapres menyambut baik kegiatan kegiatan itu dan ia menyatakan akan hadir untuk memberikan pembekalan wawasan kebangsaan di kampus itu.

"Wapres sangat mengapresiasi kegiatan itu, dan hal ini jelas sebuah kehormatan bagi Unja sekaligus kesempatan bagi para 7.500 mahasiswa baru Unja mendapatkan paparan tentang kebangsaan dari beliau," katanya.

Pada kesempatan itu, kata Rektor, Wapres menitipkan dan berpesan agar perguruan tinggi negeri tertua di Provinsi Jambi itu untuk terus meningkatkan performa dan kinerja untuk mendidik dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berahlak baik sehingga bisa menjadi bagian dari pembangunan di negeri ini.

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018