kelas normal itu akan terjadi kalau nanti dari Kementerian PUPR sudah membangun kelas sementara
Jakarta,  (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggiatkan pembangunan kelas darurat di daerah terdampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lokasi bencana itu.

"Waktu saya berkunjung ke sana kan kita putuskan supaya membangun kelas-kelas darurat yang menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar sana. Kemarin juga sudah dikirim bambu dari Sulawesi Barat untuk membangun rumah-rumah darurat dan kelas-kelas darurat itu, dan sekarang sudah dikerjakan," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy kepada wartawan di sela-sela pertemuan tingkat menteri ASEAN untuk urusan kebudayaan dan kesenian ke-8 (ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts) di Yogyakarta, Rabu.

Muhadjir mengatakan Kemdikbud akan membantu membiayai  pemasangan sebesar Rp30 juta per sekolah darurat. Kemdikbud juga mengirimkan terpal dan peralatan sekolah.

"Kita justru sedang berusaha keras bagaimana melengkapi itu karena kita punya tenda sudah terlanjur di-deploy (ditempatkan) di Nusa Tenggara Barat sebagian besar, kita tinggal 46 buah," ujarnya.

Muhadjir mengatakan Dana Anak Perserikatan Bangsa-bangsa (UNICEF) juga memberikan bantuan berupa 450 tenda, yang mana 200 tenda dari total itu telah dikirim dari Abu Dhabi dan sisanya akan diambil dari Denmark.

"Mudah-mudahan hari-hari ini sudah sampai di Balikpapan dan akan kita kirim ke Palu, jadi dalam waktu dekat mudah-mudahan semuanya sudah selesai," tuturnya.

"Saya minta maaf memang tidak secepat kita menangani di Nusa Tenggara Barat karena bencananya beruntun dan kita sudah terlanjur semuanya kita fokuskan ke Nusa Tenggara Barat terutama tenda-tenda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," tuturnya.

Dia mengatakan tenda-tenda itu diperuntukkkan dalam kondisi sangat darurat, yang artinya hanya digunakan untuk satu sampai dua bulan dan belum dalam keadaaan di mana kegiatan belajar mengajar langsung berjalan normal karena masih dalam rangka pemulihan trauma baik bagi siswa maupun guru.

Dia menuturkan ada tiga tahap dalam pembangunan sekolah untuk siswa terdampak bencana di Sulawesi Tengah, yakni pembangunan sekolah darurat untuk masa 1-2 bulan oleh Kemdikbud, sekolah sementara yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk masa 1-2 tahun, dan dilanjutkan dengan pembangunan sekolah permanen.

"Jadi masuk sekolah itu jangan segera diartikan kemudian sudah ada pelajaran, mungkin masih butuh satu bulan untuk memulihkan, dan kelas normal itu akan terjadi kalau nanti dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu sudah membangun kelas sementara yang itu akan berlangsung kira-kira digunakan untuk waktu 1-2 tahun sebelum membangun kelas atau sekolah permanen," ujarnya.

Kelas-kelas darurat itu akan mengumpulkan siswa dan mendata kembali mereka sekaligus untuk mempersiapkan mereka agar segera kembali ke sekolah.

Untuk kegiatan konsultasi atau pemulihan trauma, Kemdikbud berkerja sama dengan perguruan tinggi yang memiliki jurusan psikologi dan Ikatan Guru Bimbingan Konseling yang sekarang sudah bekerja di Sulawesi Tengah.

 Baca juga: Tenda Unicef untuk sekolah rusak di Sigi didistribusikan
 Baca juga: Kemendikbud bangun sekolah darurat di Sulteng

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018