Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyebutkan nilai invetasi satu sumur minyak di perairan dalam (deep water) bisa mencapai Rp1,5 triliun.

"Satu sumur (deep water) bisa 1,5 triliun, untuk dapat minyaknya belum tentu. Misalnya kita sudah berinvestasi untuk 4 sumur, berarti Rp 6 triliun, kalau tidak ketemu minyaknya, tidak akan kembali Rp 6 triliun itu," jelas Arcandra dalam informasi tertulis dari Kementerian ESDM yang dihimpun Antara di Jakarta, Senin.

Saat ini, pengelolaan sumber daya alam di Indonesia mulai meninggalkan cara-cara konvensional. Kegiatan eksplorasi atau pencarian sumber minyak baru, banyak dilakukan di wilayah lepas pantai. Resikonya pun semakin meningkat. Selain dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, dibutuhkan pula teknologi dan pendanaan yang besar untuk dapat mengelolanya.

Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menyatakan, untuk pengelolaan migas lepas pantai dibutuhkan sekitar 15 - 20 juta dolar AS untuk eksplorasi di shallow water atau perairan dangkal. "Sedangkan untuk deep water, satu sumurnya bisa mencapai 100 juta dolar atau sekitar Rp1,5 triliun," ungkap Arcandra.

"Dan kita juga harus mengakui adanya gap yang cukup besar baik dari sisi human resources, teknologi dan juga pendanaan yang dimiliki," lanjutnya.

Terkait human resources, Arcandra mengatakan bahwa sebenarnya kita mampu mempersempit gap tersebut. Salah satu caranya adalah dengan belajar dari orang yang memang mampu dan terbukti keahliannya dalam mengelola sumber daya alam.

"Kalau mau menutup gap dari human resources, bukan mengatakan kalau asing tidak boleh masuk. Kita harus terbuka kepada investasi yang masuk sehingga kita bisa belajar untuk mengelola pengelolaan sumber daya alam", kata Arcandra.

Mahasiswa, sebagai salah satu human resources yang dimiliki Indonesia pun dituntut mampu meningkatkan kompetensi diri, sehingga dapat menjadi human capital yang tidak kalah dari bangsa asing, tutur Arcandra.

Lebih lanjut Arcandra mengibaratkan human capital yang kita butuhkan saat ini adalah human capital dengan kualitas sekelas pembalap formula satu dalam kejuaraan internasional. "Artinya, dalam pengelolaan sumber daya alam, kita harus dapat bersaing dengan investor-investor asing," tegasnya.

Menutup semua itu, Arcandra berharap, di masa depan, sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia dapat dikelola oleh bangsa sendiri dan juga dengan teknologi yang diciptakan oleh bangsa sendiri, dimana hal ini sesuai dengan cita-cita dan semangat pengelolaan sumber daya alam sebagaimana tertuang dalam Pasal 33 Ayat 2 UUD 1945. 

Baca juga: SKK Migas proyeksikan investasi hulu migas 2018 capai 11,2 miliar dolar
 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018