Surabaya  (ANTARA News) - Sekitar 60 orang delegasi dari Lee Kuan Yew School Of Public Policy Singapura belajar mengenai berbagai bidang tata kelola perkotaan di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin.

"Kedatangan kami ke sini ingin belajar dan mengetahui bagaimana pembangunan dan sistem tata kelola kota di Surabaya," kata Assistant Professor Lee Kuan Yew School Of Public Policy Singapura, Tan Soo Jie Sheng di Balai Kota Surabaya.

Menurutnya Surabaya mempunyai sistem tata kelola kota yang baik, sehingga pihaknya tertarik untuk mengetahui dan ingin belajar secara langsung  dengan berkunjung ke Surabaya.

Mendapati hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya, Irvan Wahyudrajat menyampaikan paparan bagaimana tata kelola kota yang selama ini diterapkan di Surabaya di antaranya sistem pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengelolaan sampah, pembangunan infrastruktur, hingga sistem transportasi publik Suroboyo Bus.

"Untuk mengatasi problem transportasi, selain mengembangkan SITS (Surabaya Intelligent Transportation System) kami juga mengembangkan transportasi publik yang cukup nyaman dan ramah untuk para difabel. Bahkan, sudah dilengkapi dengan CCTV, sehingga keamanan cukup terjamin," jelasnya.

Terlebih, lanjutnya Pemkot Surabaya juga telah menyediakan beberapa tempat parkir (park and ride) untuk meminimalisir dampak kemacetan akibat parkir badan jalan. 

Selain itu, ribuan CCTV juga telah terpasang di Surabaya, baik di dalam gedung pemerintahan, maupun di jalan-jalan protokol.

Menurutnya hal ini sangat penting untuk mengontrol bagaimana karyawan bekerja dan me-monitoring kejadian-kejadian penting di Surabaya.

"CCTV kita juga sudah terkoneksi dengan kepolisian. Bahkan kita punya beberapa akses sosial media, sehingga masyarakat bisa mengakses informasi dan melaporkan jika ada kejadian ke Pemkot Surabaya," tambahnya.

Terkait pengelolaan sampah, Irvan mengaku pihaknya juga mengajak masyarakat ikut serta membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah sampah, melalui program green and clean. Sehingga dalam setiap hari, Surabaya mampu mengurangi jumlah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 

"Untuk manajemen pengelolaan sampah, kita juga punya rumah kompos. Beberapa rumah kompos juga sudah menghasilkan energi listrik," ujarnya.

Sementara, lanjutnya dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, sejak 2010, Pemkot Surabaya sudah mulai menerapkan berbagai program bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui usaha ekonomi produktif. 

Tujuannya, agar masyarakat bisa mandiri seperti dalam program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda. "Di Pahlawan Ekonomi, warga diajarkan tidak hanya dalam membuat produk, ataupun desain kemasan. Tapi pemerintah kota juga membantu dalam memasarkan produk mereka," terangnya.

Irvan menambahkan terkait pemerataan pendidikan, Pemkot Surabaya sangat peduli terhadap kualitas pendidikan sehingga baik di pusat kota maupun di wilayah pinggiran, penyebaran gurunya disamakan. 

"Harapannya tidak ada perbedaan kualitas pendidikan di Surabaya. Sekolah-sekolah kita rehabilitasi semua, baik SD maupun SMP Negeri. Termasuk fasilitas olahraga. Jadi kita juga sangat concern terhadap dunia pendidikan," jelasnya.

Baca juga: Surabaya gunakan foto udara untuk perencanaan kota
Baca juga: Dicat baru, kawasan kota tua Surabaya jadi destinasi wisata
Baca juga: Surabaya raih kota terbaik Yokatta Wonderful Indonesia 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018