Manokwari, Papua Barat (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa berkekuatan 6,1 skala Richter yang mengguncang wilayah Manokwari dan Manokwari Selatan pada Jumat siang tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Siaran pers BMKG menyebutkan bahwa menurut hasil analisis gempa itu berpusat di darat pada kedalaman 50 kilometer di 11 kilometer selatan Kota Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan.

Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, menurut BMKG, gempa bumi itu termasuk jenis gempa bumi dangkal dan terjadi akibat aktivitas sesar Yapen. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh sesar mendatar.

Menurut Peta Tingkat Guncangan BMKG, getaran gempa terasa di daerah Manokwari dengan intensitas IV dalam Skala Mercalli (Modified Mercalli Intensity/MMI), dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah serta bisa menyebabkan gerabah pecah dan pintu dan jendela  berderik.

Sementara di Ransiki intensitas getaran gempanya III MMI, terasa nyata di dalam rumah seperti getaran saat ada truk berlalu.

Hingga saat ini belum ada laporan mengenai dampak kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Menurut pemantauan BMKG, hingga pukul 10.18 WIB atau 12.18 WIT sudah terjadi gempa bumi susulan dua kali setelah gempa pertama.

Baca juga: Aparat kepolisian mengecek dampak gempa 6,1 SR di Manokwari
 

Pewarta: Toyiban
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018