Yogyakarta (ANTARA) - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X mencoblos di TPS 15, Ndalem Cokronegaran, Panembahan, Keraton Yogyakarta pada Pemilu 2019, Rabu.

Sri Sultan Hamengku Buwono X yang juga Gubernur DIY, didampingi permaisuri GKR Hemas serta para putrinya, yaitu GKR Hayu, GKR Condro Kirono, dan GKR Bendoro dan para menantu tiba di TPS pukul 07.30 WIB.

Sultan yang mengenakan kemeja batik berwarna merah mendapatkan nomor urut 1, kemudian diikuti GKR Hemas, lalu disusul GKR Condro Kirono dan kerabat lainnya untuk melakukan pencoblosan di tiga bilik yang disiapkan oleh KPPS setempat.

Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS yang berada di dekat lingkungan Keraton Yogyakarta itu sebanyak 285 pemilih ditambah 7 orang yang masuk Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).

Usai melakukan pencoblosan, orang nomor satu di Daerah Istimewa Yogyakarta itu berharap presiden terpilih dalam pemilihan umum kali ini bisa lebih baik.

"Harapan saya untuk pemimpin Indonesia lebih baik. (Soal) pilihan silahkan saja," kata Sultan.

Ia juga berharap seluruh masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak golput dengan menggunakan hak suaranya di TPS.

"Saya mohon masyarakat Yogyakarta dapat berpartisipasi sepenuhnya yang punya hak memilih. Harapan saya bisa 80 persen lebih yang menggunakan hak pilihnya," kata Sultan.

Dalam proses pencoblosan itu, Sultan mengaku sempat kesusahan karena panjang kertas surat suara tidak sebanding dengan panjang ruang bilik suara.

"Karena ruangnya begitu (sempit) sementara kertasnya besar, jadi kertasnya 'tertekuk'," kata dia.

Selain itu, ia juga menilai surat suara untuk DPR RI dan DPRD tidak memudahkan masyarakat untuk memilih karena hanya menyajikan nama tanpa disertai foto calon.

"Orang itu mudah mengenal wajah dari pada nama. Kalau yang tidak dari rumah punya pilihan ya mungkin agak susah," kata Sultan.
 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019