Kupang (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Timur mengimbau umat muslim di provinsi berbasis kepulauan ini, tidak ikut-ikutan ke Jakarta menanggapi isu "people power".

"Tak ada gunanya ke Jakarta hanya untuk menanggapi isu 'people power' itu. Jadi saya sarankan tidak usah ke Jakarta,” kata Ketua MUI NTT Abdul Kadir Makarim, di Kupang, Selasa.

Menurutnya, ajakan "people power" digaung-gaungkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab melalui media sosial dinilai sangat meresahkan masyarakat Indonesia.

Tak hanya umat muslim, ia juga mengimbau umat beragama lainnya di NTT untuk tidak terpancing dengan wacana tersebut, karena hal tersebut dibuat oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab yang ingin memecah belah bangsa.

"Aksi 'people power' yang digadang-gadang akan dilaksanakan pada Rabu (22/5) besok mudaratnya hanya akan menimbulkan kerugian besar bagi bangsa ini," ujarnya pula.

Makarim mengimbau seluruh tokoh agama di negara ini, khususnya NTT, untuk tidak terpancing dengan berbagai ajakan yang bisa mengancam keutuhan NKRI yang berlandaskan Pancasila ini.

Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Kupang Romo Gerardus Duka Pr ditemui secara terpisah mengatakan bahwa masyarakat NTT khususnya umat Katolik di wilayah Keuskupan Agung Kupang juga tidak terprovokasi dengan berbagai hal yang berkaitan dengan pengerahan massa itu.

"Hasil sudah diputuskan, saya rasa tidak perlu lagi ke Jakarta buang-buang tenaga dan waktu untuk ikut hal-hal yang tidak penting," katanya lagi.

Masyarakat juga jangan sampai terprovokasi dengan berbagai ajakan untuk berangkat ke Jakarta dalam rangka menolak keputusan KPU RI.

"Mari kita jaga keamanan dan ketertiban di negara ini, agar tetap tenang dan damai," ujar dia lagi.
 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019