Jakarta (ANTARA) - Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ditjen Kelembagaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Kemal Prihatman mengatakan pihaknya akan berupaya menggandeng perguruan tinggi pada pelaksanaan Indonesia Innovation Day (IID) 2020.

"Tahun depan, kami berupaya memberikan kesempatan tidak hanya pada Pusat Unggulan Iptek (PUI) saja, tetapi juga perguruan tinggi. Begitu juga 'Science Techno Park (STP)' dan pusat unggulan lainnya," ujar Kemal dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan perguruan tinggi juga banyak yang menghasilkan inovasi. Hal tersebut merupakan potensi yang bisa dipasarkan ke negara lain. Kemal menyebut memerlukan waktu enam bulan untuk menyeleksi produk apa saja yang bisa ditampilkan pada IIID.

"Kita mulai dari seleksi, setelah terpilih kemudian diberikan pembekalan serta penguatan produk. Lalu kemudian diberikan kiat bagaimana cara presentasi dan negosiasi yang baik. Jadi begitu di pameran, mereka tidak malu-maluin bangsa," kata Kemal sambil tertawa.

Baca juga: Kemenristekdikti minta industri buka ruang mahasiswa belajar praktik

IID merupakan kegiatan diseminasi dan penguatan jaringan kerja sama bisnis dan riset tingkat internasional yang meliputi gelar produk, "business matchmaking" dan presentasi produk.

IIID 2019 yang diselenggarakan di Universitas Saarlandes, Jerman, pada 26 Juni lalu. Pada ajang itu dipamerkan sebanyak 37 produk hasil penelitian dan pengembangan dengan rincian, 10 produk bidang pangan, sembilan produk bidang kesehatan dan obat, enam produk bidang kemaritiman, satu produk bidang sosial budaya, tujuh produk bidang material maju, serta empat produk bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

IID 2019 Pada tahun ini, tidak hanya melibatkan lembaga litbang di Pusat Unggulan Iptek saja, tetapi juga beberapa "Science Techno Park" (STP). Sebelumnya, IID diselenggarakan di Belanda pada 2017 dan Jepang pada 2018.

"Dari hasil IID tahun sebelumnya, ada hasil inovasi kita namanya "pace", yang dipasarkan perusahaan Jepang. Nilai ekonomisnya Rp250.000 hingga Rp350.000 dan minimal sekali kirim 2.000 botol. Belum lagi buah merah yang juga nilai ekonomisnya cukup tinggi sekarang," kata dia lagi.

Untuk IID 2020 mendatang, Kemal menambahkan pihaknya akan membawa hasil inovasi yang disesuaikan dengan isu yang sedang tren saat ini. Hal itu juga merupakan usulan dari Dubes Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno. Rencananya IID 2020 akan diselenggarakan di Korea Selatan.***3***

Baca juga: Kemenristekdikti dorong kampus jadi pencetak pengusaha baru
Baca juga: Peningkatkan mutu pendidikan tinggi era digital fokus Kemenristekdikti



 

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019