Warga khawatir sehingga tetap ihtiar sambil mengikuti perkembangan informasi dari BMKG
Ambon (ANTARA) - Warga Tobelo, Ibu Kota Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara tetap mewaspadai kemungkinan terjadi gempa susulan, setelah BMKG mengumumkan gempa berkekuatan 7,1 SR yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 7,0 pada Minggu (7/7).

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,53 LU dan 126,18 BT atau tepatnya berlokasi di dasar laut pada kedalaman 49 kilometer pada jarak 133 kilometer arah barat Kota Ternate, Ibu Kota Provinsi Maluku Utara.

Salah satu tokoh masyarakat Tobelo, Jopi Soselissa, dihubungi dari Ambon, Senin, mengatakan warga setempat tetap mewaspadai gempa susulan karena saat guncangan pada Minggu (7/7) itu terasa di daerah setempat.

"Warga khawatir sehingga tetap ihtiar sambil mengikuti perkembangan informasi dari BMKG," ujarnya.

Ketua Yayasan Rumah Sakit Bethesda GMIH Tobelo itu, mengakui guncangan gempa memang terasa di Tobelo, sehingga masyarakat setempat bersiaga karena khawatir terjadi tsunami. BMKG sempat memberikan peringatan dini tsunami yang dinyatakan berakhir pada Senin, sekitar pukul 00.09 WIB.

"Khawatir memang karena gempa tergolong skala besar sehingga mewaspadai tsunami maupun kemungkinan terjadi kerusakan yang tidak diinginkan," katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan BMKG telah mencabut peringatan dini tsunami akibat gempa bumi di Ternate, Malut, Minggu (7/7), dan meminta warga kembali ke tempat masing-masing.

"Sehubungan dengan peringatan dini tsunami telah dinyatakan berakhir, maka warga di daerah yang mendapatkan peringatan dini tersebut dapat kembali ke tempat masing-masing," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin dini hari.

Lokasi terdampak gempa Maluku Utara tersebut, wilayah Minahasa Selatan dan Minahasa Utara bagian selatan.

Namun, Dwikorita meminta warga tetap waspada terhadap gempa bumi susulan dan tetap tenang serta tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi yaitu Instagram/Twitter @infoBMKG, website http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id, Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user: pemda, pwd: pemda-bmkg) atau infobmkg," katanya.

Baca juga: BMKG pantau aktivitas gunung api di sekitar Malut sepekan
Baca juga: BMKG: Gempa Malut akibat deformasi kerak bumi

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019