Kupang (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Dr. Marianus Kleden menyatakan ketidak yakinan bahwa Habib Rizieq memiliki power yang besar untuk mengendalikan umat Muslim di Indonesia.

"Saya tidak yakin Rizieq punya power besar untuk mengendalikan umat Islam Indonesia karena mayoritas Islam dipegang oleh NU dan Muhammadiyah," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unwira ini kepada Antara di Kupang, Selasa.

Baca juga: Rekonsiliasi pasca-Pilpres dapat selesaikan konflik kepentingan

Baca juga: Pengamat: Publik inginkan rekonsiliasi tanpa syarat

Baca juga: Ma'ruf Amin: Rekonsiliasi tidak harus berbagi kursi


Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan syarat rekonsialiasi ala kubu paslon 02. Salah satu syaratnya dan kepulangan Habis Rizieq ke Tanah Air.

Menurut dia, mayoritas Muslim Indonesia dipegang oleh NU dan Muhammadiyah, di mana kedua ormas Islam ini mempunyai hubungan baik-baik saja dengan Presiden Jokowi.

"Jadi apa pentingnya Rizieq? Saya kira cuekin dia saja," kata Marianus Kleden.

Dia mengatakan, hal yang paling penting adalah Jokowi-Amin perlu memberikan perhatian pada elit pendukung pasangan calon Prabowo-Sandiaga Uno.

Perhatian ini penting agar, tidak ada kelompok yang dibiarkan tercecer dibelakang, tetapi sama-sama dalam satu kebersamaan dalam membangun bangsa dan memperkokoh persatuan, kata Marianus Kleden.

Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, MSi secara terpisah menilai, selama ini kubu pasangan calon (paslon) 02 tersandera oleh kepentingan Habib Rizieq.

"Syarat ini menurut saya, kubu paslon 02 sangat lebay menggadaikan kepentingan bangsa pada kepentingan individu seorang habib," katanya Ahmad Atang.

Sikap ini pula dapat dimaknai bahwa kubu 02 selama ini tersandera oleh kepentingan Habib, sehingga setiap keputusan apapun selalu dikaitkan dengan kepentingan Rizieq.

Menurut dia, sebagai seorang politisi yang patriotis, mestinya paslon 02 membela kepentingan dan keutuhan bangsa bukan mengedepan kepentingan individu, katanya menambahkan.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019