Jayapura (ANTARA) - Majelis Rakyat Papua (MRP) telah membentuk panitia khusus (pansus) investigasi terkait pengungsi di Kabupaten Nduga yang dikabarkan meninggal dalam jumlah yang cukup banyak.

Ketua Majelis Rakyat Papua Timotius Murib di Jayapura, Selasa, mengatakan pansus investigasi ini bertujuan untuk mengecek situasi dan kondisi terakhir masyarakat sipil khususnya di wilayah Nduga di mana kini tengah terjadi konflik pada kawasan tersebut.

"Ada dua pihak yang saling bertikai dan yang menjadi korban adalah masyarakat sipil. Hal ini seharusnya dihindari karena dapat terjadi kekerasan," katanya.

Menurut Timotius, dari informasi yang diterima akibat konflik tersebut, banyak masyarakat sipil yang lari ke hutan untuk mencari perlindungan dan lain sebagainya.

"Dampak dari kejadian ini adalah banyak warga sipil yang menjadi korban lalu mengungsi ke beberapa wilayah seperti Kabupaten Puncak Jaya, Puncak, Yalimo, Yahukimo dan Jayawijaya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) memberitakan setidaknya 5.200 warga Nduga masih mengungsi di Wamena karena konflik di Nduga, di mana 139 orang di antaranya meninggal dunia.

"Info ini hoaks, hingga kini belum ada data berapa sebenarnya warga penduduk Nduga sebelum terjadinya insiden PT Istaka Karya, kabar 139 orang pengungsi yang meninggal juga tidak ada data," katanya.

Dia menambahkan sebagian masyarakat yang mengungsi sudah kembali ke kampung dan hidup normal serta mendapatkan bantuan baik dari TNI maupun pemerintah.

Baca juga: Kemensos belum terima laporan pengungsi Nduga meninggal
Baca juga: Pemprov Papua cek ulang data pengungsi Nduga
Baca juga: Tangani pengungsi, Pemkab Lanny Jaya-Pemkab Nduga berkoordinasi

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019