Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau mencatat satu di antara empat kasus baru positif COVID-19, yakni Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul, berdasarkan hasil tes PCR.

"Kasus baru di Kepri ada empat orang positif COVID-19, terdiri dari dua di Tanjungpinang dan dua di Batam. Inisial pasien S (Syahrul, red.) dan P," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana, di Tanjungpinang, Senin.

Ia mengatakan Syahrul dirawat di ruang isolasi di RSUP Kepri. Kondisi Wali Kota Tanjungpinang Syahrul relatif stabil, meski tubuhnya sudah dipasang ventilator.

Alat itu untuk membantu pasien bernapas.

"Kondisi terakhir Pak Syahrul, relatif stabil," katanya.

Sementara P, pasien positif COVID-19 lainnya, diduga tertular dari Pasien 22. P merupakan anggota keluarga Pasien 22. Pasien 22 itu telah meninggal dunia pada Minggu (13/4).

Pasien 22 tidak memiliki riwayat perjalanan ke Malaysia maupun ke negara lainnya, melainkan diduga tertular dari Pasien 21, yang terlebih dahulu diisolasi di RSUP Kepri.

Pasien 22 dan Pasien 21 itu masih satu keluarga.

Status anggota keluarga dari Syahrul yakni ODP, sedangkan status anggota keluarga Pasien 22 yakni OTG.


Sempat kritis

Wali Kota Tanjungpinang Syahrul dalam kondisi kritis setelah sejak dua hari lalu dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Provinsi Kepulauan Riau.

Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana, di Tanjungpinang, Senin, membenarkan bahwa di tubuh Syahrul dipasang ventilator.

"Karena sulit bernapas, jadi dipasang ventilator," katanya.

Tjetjep mengemukakan hasil swab terhadap Syahrul maupun 23 orang lainnya sudah keluar.

Namun, ia enggan membeberkan hasilnya sampai Kemenkes mengumumkannya.

"Nanti sore disampaikan," katanya.

Seluruh anggota keluarga Syahrul, berstatus sebagai orang dalam pemantauan (ODP). Anggota keluarga yang pernah kontak dengan Syahrul telah melakukan karantina mandiri.

Syahrul sejak Sabtu (11/3) pagi dirawat di ruang isolasi RSUP Kepri. Syahrul berstatus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP). Hasil pemeriksaan cepat terhadap Syahrul dinyatakan nonreaktif.

"Swab dari Pak Syahrul dan anggota keluarganya sudah dikirim ke laboraturium Kemenkes," ujarnya.

Sementara anggota keluarga dari pasien 22, HS berstatus sebagai orang tanpa gejala. Seluruh anggota keluarga dari HS menjalani karantina mandiri selama 14 hari.

Pasien 22 itu sudah meninggal dunia dan dimakamkan Senin siang sesuai dengan protokol kesehatan. HS sempat dirawat selama beberapa hari di ruang isolasi di RSUP Kepri. Almarhum diduga tertular dari Pasien 21, ayahnya, yang sejak beberapa waktu lalu diisolasi di Rumah Singgah, dekat RSUP Kepri.

"Ada empat anggota keluarga dari almarhum yang menjalani karantina mandiri," katanya.

Pewarta: Nikolas Panama

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020