Bengkulu (Antara Bengkulu) - Produksi batu bara di Bengkulu pada tahun 2013 terancam turun akibat banyak perusahaan mengurangi kegiatan akibat harga jual saat ini anjlok, kata salah seorang manajer perusahaan angkutan batu bara Bengkulu Safran Juniadi.

Padahal pada 2013 ditargetkan akan mengapalkan sebanyak lima juta ton dari 12 perusahaan batu bara yang aktif beroperasi di daerah, namun hal itu sulit tercapai, kata Safran Juniadi, Jumat.

Ia mengatakan, sekarang saja sudah enam perusahan menghentikan kegiatan sama sekali, sedangkan sisanya tetap beroperasi tapi produksinya dikurangi.

Mereka berproduksi hanya untuk menutupi pengeluaran perusahaan setiap bulan, produksi itu ditumpuk di lokasi pelabuhan laut Pulau baai dan di lokasi tambang.

Setiap bulan hanya satu dua kali melakukan pengapalan dengan jumlah rata-rata 20 ribu ton untuk kebutuhan biaya operasi dan gaji karyawan, biasanya setiap kali mengapalkan mencapai 60 ribu ton.

Faktor lain, kata dia, pemerintah daerah memaksakan perusahaan untuk membeli Bahan bakar nonsubsidi, terutama angkutan dari tambang ke lokasi penumpukan di kawasan pelabuhan.

Padahal truk-truk angkutan tersebut sebagian besar milik perorangan, sedangkan perusahaan tambang menggunakan BBM nonsubsidi hanya dilingkungan tambang saja, untuk BBM angkutan itu tanggung jawab pemilik teruk.

Hingga saat ini baru dua perusahaan menyesuaikan harga angkut batu bara dengan BBM nonsubsidi, sedangkan lainnya belu melakukan peraturan pemerintah karena kendaraan angkutan bukan milik perusahaan tambang.

Bila truk angkutan tidak mampu lagi melayani perusahaan tambang, bisa saja perusahaan membeli truk dalam jumlah terbatas dan mengangkut sendiri ke pelabuhan.

Saat ini truk angkutan batu di Bengkulu jumlahnya mencapai ribuan unit, sebagian besar milik perorangan dan mengabil kredit bila perusahaan batu bara sudah membeli angkutan masing-masing, maka truk batu bara itu terancam ditarik daeler, ujarnya.

Pewarta: Oleh Zulkifli Lubis

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013