Bengkulu (Antara Bengkulu) - Sekitar 50-an buruh bongkar muat di Pelabuhan laut Pulau Baai Bengkulu melakukan aksi damai untuk memprotes kebijakan manajemen pelabuhan yang dinilai kurang adil.

"Kami terancam kehilangan pekerjaan karena lahan pekerjaan buruh kontrak itu dikerjakan tenaga pelabuhan itu sendiri," kata salah seorang buruh pelabuhan Armin, di Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan, dari ratusan tenaga kerja buruh kontrak dari luar Bengkulu sepekan terakhir sebagian tidak ada kegiatan karena bongkar muta barang di pelabuhan tersebut dilakukan pekerja lokal.

Mestinya bongkar muat semen dan beras Bulog, lanjut dia,  merupakan pekerjaan mereka karena sudah sejak dulu buruh kontrak itu bekerja di pelabuhan.

Namun belakangan ini ratusan buruh dari luar Bengkulu itu digilir untuk bekerja dan diduga diatur oleh manajemen pelabuhan, berbeda dengan sebelumnya.

Akibatnya para buruh itu merasa dirugikan dan pendapatan mereka akan berkurang, sedangkan buruh lokal bekerja di pelabuhan itu merupakan tenaga baru, ujarnya.

Manager operasional Pelabuhan Indonesia II Bengkulu Sabar Haryono mengatakan, para buruh yang melakukan protes itu hanya salah komunikasi saja dan manajemen pelabuhan tidak akan merugikan mereka.

Diberlakukan bekerja dengan sistem giliran itu mengingat barang akan dibongkar di pelabuhan terbatas dan seluruhnya belum masuk, selain ada perbaikan teknis di pelabuhan.

"Kami tidak akan merugikan tenaga kerja buruh muat tersebut, bila mereka merasa dirugikan akan diselesaikan oleh manajemen pelabuhan asalkan tepat sasaran," ujar dia.

Semua kendala nonteknis akan diselesaikan secara musyawarah dan para buruh jangan sampai mudah di provokasi orang yang tidak bertanggung jawab, tandasnya.

Pewarta: Oleh Zulkifli Lubis

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013