Mukomuko (ANTARA Bengkulu) - Jajaran Kepolisian Resor Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, masih memburuh enam anggota komplotan perampok yang beraksi di daerah itu mengunakan senjata api jenis pistol.

"Personel polisi terus memburu pelaku, dan informasi terakhir diduga perampok yang mengunakan senjata api berada di Kecamatan Lunang Selaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatara Barat," kata Kepala Satuan Reskrim Markas Kepolisian Resor Kabupaten Mukomuko AKP Laba Meliala di Mukomuko, Jumat.

Selain itu, Kepolisian setempat meminta keterangan dari lima orang karyawan yang bekerja di perusahaan yang mendapat borongan buah sawit di PT Karya Sawitindo Mas yang menjadi korban perampokan.

Keterangan dari lima korban ini dibutuhkan guna mengetahui ciri-ciri fisik pelaku yang merampas uang senilai Rp575 juta dan mengunakan kekerasan terhadap dua dari lima karyawan perusahaan tersebut.

Dari keterangan dan informaasi yang dikumpulkan di lokasi kejadian, katanya besar dugaan pelaku bukan berasal dari daerah ini tetapi warga dari luar yang pernah berdomisili di daerah itu.

Seperti diketahui sebelumnya, pada Kamis (2/2), sedikitnya enam orang perampok mengunakan senjata api merampas uang sebesar Rp575 juta dan melukai dua orang.

"Uang ratusan juga yang dirampas kawanan perampok itu milik SP Putra Sakti sebesar Rp400 juta dan SP Bima Sakti Rp170 juta, sedangkan dua orang yang terluka akibat pukulan keras dari perampok adalah Dedi dan Sukarli," kata salah seorang petugas keamanan perusahaan SP Putra Sati Sukarli.

Ia mengatakan, tempat kejadian peristiwa perampokan di kantor tempat dia bekerja dekat simpang PT Karya Satindo Mas atau sepanjang jalan lintas barat sumatera di Desa Tanjung Alai.

Lima orang satu kerja dengannya yang menjadi korban perampokan dan penodongan menggunakan senjata api jenis pistol itu, yakni Haris, Yoga, pengurus SP Heri, supir mobil muatan TBS Budi, dan petugas keamanan Sukarli.

Uang tunai sebesar ratusan juta rupiah yang dirampas enam perampok yang tidak mereka kenal itu karena mukanya ditutup, berada dalam sebuah laci meja kantor tempat lima orang tersebut bekerja.

Saat kejadian itu, rumah makan yang berada dekat mereka bekerja sedang ramai dikunjungi, namun peristiwa itu justru tidak diketahui oleh warga yang berada di rumah makan tersebut.

"Cukup berani perampok yang menutup muka itu karena saat itu rumah makan sedang ramai, tetapi mereka tiba-tiba menodongkan pistol dan meminta supaya kami menyebutkan tempat penyimpangan uang milik dua SP," katanya.

Anehnya lagi, kata dia, saat datang tiba-tiba perampok justru telah lebih dulu mengetahui keberadaan lokasi uang yang disimpan dalam laci tersebut. "Setelah kami ditodong perampok langsung membuka laci dan membawa kabur uang milik kantor kami," ujarnya.

Selain itu, uang milik petugas keamanan SUkarli sebesar Rp5,5 juta dan dua telepon genggam ikut dibawa kabur oleh kawanan perampok. Setelah berhasil mengambil uang, perampok lari menuju SP IX, Kecamatan XIV Koto. "Kami sempat mengejar perampok itu, namun tidak berhasil karena lebih cepat, tapi
kejadian ini sudah kami melaporkan ke polisi setempat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Mukomuko Abu Hasan Rusli SPd menyesalkan atas kelalaian dari pengurus SP serta aparat penegak hukum, padahal sejak lama warga resah terhadap peristiwa perampokan di kecamatan itu.

Ia mengharapkan pengurus SP lebih berhati-hati dan kepada pihak penegak hukum untuk lebih ketat memberikan pengawasan, terutama di Kecamatan Lubuk Pinang dan sekitarnya.

Anggota DPRD Mukomuko Adrizon meminta supaya pihak kepolisian lebih meningkatkan dan memperketat pengamanan di wilayah tersebut karena saat ini Kecamatan Lubuk Pinang termasuk rawan terjadi kejahatan.(KT-FTO)

Pewarta:

Editor : Usmin


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012