PT Pelindo II (Persero) Bengkulu bekerjasama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Pantai Satuan Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pantai Kementerian PUPR mengkaji penyebab sedimentasi atau pendangkalan alur masuk Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

Kendati sudah berjalan sejak 2019, pengerukan alur di pelabuhan ini mengalami kendala karena adanya dua masalah utama yakni pandemi COVID-19 dan pendangkalan yang prosesnya semakin cepat.

"Rencananya Maret kita lakukan pengerukan, tapi karena kondisi pandemi jadi ditunda lagi. Insyah Allah kita akan keruk lagi pada bulan September nanti, karena begitu cepatnya pendangkalan yang ada di pelabuhan laut Bengkulu ini," kata General Manajer PT Pelindo II Bengkulu, Silo Santoso di Bengkulu, Rabu. 

Menurutnya, posisi perairan Bengkulu berada jauh di sisi barat Pulau Sumatera tanpa ada batasan dari pulau-pulau lain. Sehingga terjadinya pendangkalan pasir pada alur pelabuhan sering terjadi 2 sampai 3 kali dalam setahun dengan ketinggian 5 sampai 7 meter sekali keruk.

"Kita akan mengkaji lagi apa pemanfaatan dari pasir untuk kehidupan kita, sehingga pasir yang ada di pesisir Pantai Bengkulu nantinya juga bermanfaat untuk dikelola," kata Silo.

Silo menyebutkan, kapal keruknya saat ini sedang dalam perjalanan dari luar negeri menuju Bengkulu.

Pewarta: Bisri Mustofa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020