Den Haag (Antara Bengkulu) - Pasar Kuliner Indonesia yang memeriahkan Pasar Malam Indonesia 2013 di Lapangan Malielveld, Den Haag, dipenuhi pengunjung dalam dua hari terakhir sehingga banyak yang terpaksa makan sambil berdiri karena bangku penuh.

Sejak Sabtu (23/3) hingga Minggu, jumlah pengunjung hampir dua kali lipat hari sebelumnya, kemungkinan karena hari libur sehingga banyak karyawan yang baru meluangkan waktu untuk datang ke pameran itu.

Panitia melalui pengeras suara memperingatkan pengunjung yang telah selesai makan untuk segera meninggalkan arena karena pengawasan dari Dinas Kebakaran setempat cukup ketat.  "Pernah arena pameran ditutup Dinas Kebakaran pada PMI dua tahun lalu karena pengunjung  begitu padat," kata Albert Wiliam, pengelola kuniner Indonesia.

Sejumlah pengunjung mengakui bahwa masakan khas Indonesia sudah tidak asing bagi mereka karena di sejumlah kota di Belanda sudah bertebaran warung makan Indonesia.

"Saya suka sate kambing dan cendol. Masakan yang lain juga enak dan sudah saya coba sebelumnya," kata Sisca asal Delf, Belanda.

Begitu juga dua warga Swiss yang sengaja datang ke Belanda menyatakan ketagihan mencicipi untuk menikmati kuliner Indonesia . Gudaun Wolff dan Astrid Pearson, tampak asyik makan lontong sayur.

"Saya sengaja datang ke sini karena banyak makanan Indonesia yang bisa dicoba," katanya.

Sejumlah warga Belanda yang pernah tinggal di Indonesia juga tampak menikmati masakan yang pernah mereka rasakan sebelumnya.

Kakak beradik Karina dan Charlene yang lahir di Jakarta menyatakan, kelezatan kuliner Indonesia sudah dikenal di Belanda. "Saya datang untuk mencicipi  sate, gule kambing, ayam bakar, dan martabak telur," kata Karina.

Charlene juga mencoba menyantap bebek goreng, tapi dia mengaku masakan itu cukup pedas. "Masakan Indonesia bervariasi, cita rasanya juga beda," katanya.

Makanan Indonesia dijual bervariasi, seperti untuk makan komplet yaitu sate, soto, nasi rames, nasi goreng, lontong sayur, gudeg, gado-gado dijual antara 6 sampai 10 Euro atau sekitar Rp75.000 sampai Rp125.000 per porsi.

Sementara makanan ringan seperti lumpia, tahu isi, pisang goreng, tempe goreng,  risoles, lemper, dan kue lapis dijual antara 2 sampai 3 Euro atau Rp25.000 sampai Rp37.500 per potong.  

Demikian juga minuman khas Indonesia, seperti es cendol, es teler dan es durian, dijual antara 2 sampai 3,5 Euro atau Rp25.000 Rp34.750.

PMI 2013 tidak hanya menyajikan kuliner tetapi juga pameran hasil produk Indonesia mulai kerajinan tangan, pakaian, aksesoris sampai produk industri besar seperti kelapa sawit.

PMI diselenggarakan pertama kali oleh KBRI Den Haag pada tahun 2010, dan saat itu pameran berlangsung selama lima hari dengan pengunjung mencapai 33.000 orang, dan 2012, PMI dikunjungi lebih dari 27.600 orang dengan transaksi trial order yang diperoleh sebesar 19,8 juta Euro untuk produk minyak kelapa sawit, transaksi ritel sebesar 500.000 Euro, dan transaksi UKM sebesar 241.000 Euro.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia menduduki urutan ke-19 sebagai negara pemasok ke negeri Belanda dengan nilai total perdagangan mencapai 5,5 miliar dolar AS, sementara ekspor Indonesia tahun 2012 sebesar 4,7 miliar dolar.

Secara keseluruhan, ekspor ke Belanda memberikan kontribusi sekitar 31 persen dari total ekspor Indonesia ke Uni Eropa yang mencapai 14,97 miliar dolar.

Penerjemah: N. Yuliastuti

Pewarta: Oleh Budi Santoso

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013