Bolapapu, salah satu desa di Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah yang sudah berdiri sejak puluhan tahun silam.

Desa itu terletak di bawah bukit di kawasan hutan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL).

Dalam beberapa tahun terakhir ini, desa tersebut sering dilanda banjir bandang dan pernah menelan sejumlah korban jiwa terseret dan tertimbun material lumpur, batu-batuan, dan pepohonan.

Banjir terparah terjadi pada 2011 sekitar 100 rumah roboh dan hanyut dan 180 KK warga Desa Bolapapu terdampak bencana alam tersebut.

Bencana itu juga merenggut sejumlah korban jiwa di antaranya tertimbun lumpur dan terseret banjir.

Saat itu, Pemerintah Kabupaten Sigi merelokasi penduduk ke lokasi yang aman, namun mereka kembali lagi ke desa itu.

Banjir bandang terbesar kedua kembali terjadi pada Desember 2019, ratusan warga terdampak dan saat itu dua warga meninggal dunia karena terkurung dalam rumah.

Kedua korban, ayah dan anak tersebut, ditemukan dalam rumah mereka usai banjir dan sudah tidak bernyawa lagi.

Banjir bandang yang sama kembali terjadi pada Sabtu, 8 Agustus 2020.

Banjir kali ini tidak menelan korban jiwa, kecuali kerugian materi yang dialami masyarakat setempat karena rumah mereka rusak dan tiga di antaranya hanyut terseret banjir.

Kebanyakan warga yang mengungsi hingga kini masih tetap bertahan di lokasi pengungsian, baik mereka yang tinggal sementara di rumah-rumah keluarga, juga di beberapa titik penampungan seperti di hunian tetap (huntap) korban bencana alam gempa bumi magnitudo 7,4 pada 28 September 2018 dan juga sebagian lagi di tampung di Sekolah Dasar (SD) Bala Keselamatan (BK) di sekitar Desa Bolapapu.

Yosafat dan Apnel adalah warga Desa Bolapapu yang terdampak banjir bandang pada pekan lalu itu.

Kedua kepala keluarga tersebut pasrah atas musibah alam yang menerjang desa mereka.

Keduanya harus menerima kenyataan pahit, karena rumah yang dibangun dengan susah payah, habis diterjang banjir bandang yang membawa berbagai material pasir, batu-batuan, dan pepohonan.

Namun demikian, keduanya menyatakan bersyukur, sebab semua keluarga dan masyarakat yang ada di dua dusun di Desa Bolapapu selamat dari banjir bandang.

Beberapa jam sebelum datang banjir bandang, kata Yosafat sambil menyeka air mata yang membasahi pipinya, semua penduduk sudah mengungsi ke tempat yang aman.

Karena itu, saat banjir bandang menerjang permukiman mereka, tidak ada satu pun warga yang tinggal di rumah.

"Semuanya sudah mengungsi ke lokasi yang aman," katanya.

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh cukup keras dan ternyata banjir bandang membawa berbagai material pasir, batu, dan kayu-kayu meluluhlantakan permukiman penduduk di dua dusun di Desa Bolapapu.

Banjir tidak hanya dari sungai di wilayah itu, tetapi dari atas bukit melewati kebun-kebun masyarakat dan menghajar permukiman penduduk.

Kebanyakan rumah yang rusak dikarenakan material batu-batuan besar dan potongan-potongan kayu.

"Jadi air dan material bukan dari sungai, tetapi dari atas bukit, sama seperti kejadian-kejadian sebelumnya," katanya.

Baik Yosafat maupun Apnel mengatakan permukiman penduduk di Desa Bolapapu memang sudah tidak bisa lagi dipertahankan menjadi permukiman yang aman.

Desa Bolapapu sudah tidak aman menjadi lokasi permukiman penduduk karena rawan bencana alam banjir bandang dan tanah longsor.

Suka tidak suka, mau tidak mau, jika mau aman dari ancaman bencana alam serupa, masyarakat sudah saatnya direlokasi ke tempat yang lebih aman dan nyaman.

                                                                      Direlokasi
Korban bencana alam banjir bandang di Kabupaten Sigi, khususnya Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi menyatakan siap untuk direlokasi ke tempat permukiman baru demi keselamatan jiwa mereka, sebab lokasi permukiman lama sering dilanda bencana alam.

"Warga umumnya menyatakan kesediaan pindah ke lokasi permukiman yang benar-benar aman dari ancaman bencana alam banjir dan tanah longsor," kata Camat Kulawi, Rolly.

Ia mengatakan untuk segera pindah ke lokasi baru itu tak semudah membalikkan telapak tangan.

"Ya butuh waktu cukup lama. Tetapi yang terpenting adalah masyarakat yang menginginkan untuk direlokasi," katanya.

Pada Senin (10/8), pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan Bagian Pemerintahan Kantor Bupati Sigi yang antara lain membahas soal kemungkinan permukiman penduduk yang dilanda bencana banjir akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman lagi.

Rencananya, pihak kecamatan akan melakukan rapat lagi bersama semua pihak terkait di wilayah tersebut, termasuk para tokoh adat, masyarakat, dan lainnya untuk menyatukan persepsi dan kesepakatan bersama guna kepentingan relokasi yang kemudian akan dituangkan dalam proposal untuk diteruskan kepada Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapata.

"Jadi setelah kita semua sudah sepakat untuk direlokasi, maka akan ditindaklanjuti dengan menyurat kepada Pak Bupati untuk penyediaan lahan permukiman baru dan juga pembangunan rumah dan sarana serta prasarana yang dibutuhkan masyarakat," kata dia.

Menurut dia, permukiman penduduk di dua dusun di Desa Bolapapu sudah tidak aman dari banjir bandang.

Setiap kali banjir bandang, permukiman penduduk selalu diporak-porandakan.

Selain merusak bangunan penduduk juga sarana pendidikan dan kesehatan, rumah ibadah, jalan, jembatan serta lahan pertanian dan perkebunan di wilayah itu.

Terkait juga dengan banjir bandang yang pernah terjadi sebelumnya yang menelan korban jiwa sehingga perlu mencarikan solusi yang tepat, yakni harus direlokasi.

"Hanya itu jalan terbaik agar masyarakat tidak lagi menjadi korban dari fenomena alam yang sudah beberapa kali terjadi dan menerjang Desa Bolapapu," kata dia.

Anggota DPR Matindas J. Rumambi mendukung relokasi tersebut.

"Bukan hanya di Desa Bolapapu saja, tetapi ada beberapa desa di Kabupaten Sigi yang selama ini rawan banjir dan longsor, sebaiknya direlokasi agar terhindar dari bencana alam," kata dia.

Anggota legislatif dari Fraksi PDI Perjuangan asal Sulteng itu, menilai Desa Bolapapu sudah tidak layak lagi dipertahankan sebagai permukiman penduduk karena rawan banjir badang dan longsor.

Sudah beberapa kali desa tersebut diterjang bencana banjir bandang dan menelan korban jiwa dan kerugian besar bagi masyarakat setempat.

Karena itu, relokasi merupakan solusi yang paling tepat.

"Dan saya sangat setuju jika itu segera mendapat perhatian pemerintah daerah dalam hal ini Pemkab Sigi," ujarnya.

Semua pihak harus mendukung program relokasi beberapa desa di Kabupaten Sigi yang selama ini rawan banjir dan longsor.

Salah satunya, Desa Bolapapu harus didorong untuk dipindahkan ke lokasi yang benar-benar aman dari ancaman bencana alam.

banjir di Kulawi ,Kabupaten Sigi pada Sabtu (8/8-2020) Foto.Antara/Anas Masa)





 

Pewarta: Anas Masa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020