Palu (ANTARA) - Wali Kota Palu Hadianto Rasyid menyatakan 300 hunian tetap (huntap) di Desa Pombewe, Kabupaten Sigi siap dihuni warga Palu yang menjadi korban likuefaksi di Kelurahan Petobo.
"Bisa langsung ditempati. Tetapi masyarakat kita di Petobo tidak ingin pindah ke sana. Mereka tetap ingin tinggal di Petobo dan dibangunkan huntap di sana," katanya dalam dialog capaian 100 hari kerja Wali Kota Palu dan Wakil Wali Kota Palu Hadianto Rasyid-dr. Reny Lamadjido di Atrium Palu Grand Mall (PGM), Sabtu (19/6) malam.
Oleh sebab itu, lanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Palu mencari cara dengan mencari lahan di Kelurahan Petobo yang layak dan aman serta dijual dengan harga murah agar dapat dibeli dan dibangun kawasan huntap lengkap dengan fasilitas sosial dan fasilitas umumnya.
Pihaknya menemukan 23 hektare lahan di Kelurahan Petobo yang pemilik lahan bersedia menjualnya dengan harga murah agar dijadikan kawasan huntap.
"Pemilik tanah sudah menawarkan kepada Pemkot Palu. Harga tanahnya Rp65 ribu per meter persegi, tapi masih terus kami tawar. Sudah ada angka penawaran yang akan turun," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya terlebih dahulu menyerahkan data lahan tersebut kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Palu untuk memastikan lahan tersebut berada di Kota Palu atau sebagian masuk wilayah Kabupaten Sigi.
Jika seluruh lahan tersebut masuk wilayah Kota Palu maka proses pembangunan huntap di kawasan tersebut dapat berlangsung cepat sehingga para penyintas yang masih tinggal di sejumlah hunian sementara (huntara) di Petobo dapat segera menempati huntap.
"Lahannya bisa dibayarkan pada bulan Oktober saat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kota Palu Tahun 2021 disetujui dan disahkan. Tapi pemilik lahan sudah bersedia lahannya dimanfaatkan sekarang meskipun pembayarannya nanti Oktober sehingga kami dapat bergerak cepat," katanya.