Yogyakarta (Antara Bengkulu) - Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Antonius Benny Susetyo mengatakan peristiwa perjamuan terakhir pada perayaan Kamis Putih merupakan wujud totalitas pelayanan terhadap manusia berdosa.

"Peristiwa perjamuan terakhir menjadi momentum bagi umat Katolik untuk memberikan kesaksian dalam totalitas pelayanan bagi sesama," kata Romo Benny dalam pesan singkat yang diterima di Yogyakarta, Kamis (28/3).

Gereja sebagai simbol pelayanan, katanya, akan terus berpihak kepada mereka yang miskin, lemah, kecil, dan tersingkir, serta berorientasi pada perjuangan keadilan.

"Semangat itulah yang ditunjukkan pula oleh Bapa Suci Paus Fransiskus," katanya.

Uskup Agung Semarang Monsinyur Johannes Pujasumarta mengharapkan momentum kebangkitan Yesus dapat mengubah budaya kekerasan menjadi kelembutan yang berdasarkan pada kebenaran, keadilan, dan kasih.

"Paskah Kristus mengamanatkan kepada kita untuk mengubah hati yang keras membatu menjadi hati yang manusiawi, yang mampu mendengarkan suara kebenaran, dan bahkan memperjuangkan kebenaran dengan semangat martiria," katanya.

Perayaan Kamis Putih menjadi momentum pembuka perayaan Tri Hari Suci umat Katolik di seluruh dunia, khususnya di Tanah Air, hingga merayakan kebangkitan Yesus pada Minggu Paskah.

Perayaan ekaristi Kamis Putih digelar untuk memperingati perjamuan terakhir antara Yesus dengan 12 murid, sebelum Yesus disalib dan wafat, yang diperingati pada Jumat Agung.

Perayaan Paskah 2013 juga menjadi momentum penting seluruh umat Katolik di dunia karena telah memiliki Bapa Suci baru, Paus Fransiskus, yang terpilih dalam konklaf pada 14 Maret 2013.

Pewarta: Oleh Fransiska Ninditya

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013