Banjarnegara (Antara Bengkulu) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Banjarnegara Aziz Achmad menyatakan Kawah Sileri di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng tetap aman dikunjungi wisatawan meskipun sempat diguncang gempa tremor pada Kamis (4/4).
"Itu hanya gempa biasa. Kemarin sudah diinformasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kawasan wisata di Dieng relatif aman dikunjungi," katanya di Banjarnegara, Jumat.
Kalaupun ada aktivitas vulkanik di Kawah Sileri, kata dia, hal itu hanya letupan-letupan biasa.
Oleh karena itu, lanjutnya, wisatawan yang hendak berkunjung ke Dieng tidak perlu ragu karena kawasan wisata ini aman untuk dikunjungi meskipun sedang terjadi peningkatan aktivitas di Kawah Timbang.
PVMBG pada Senin (11/3), pukul 21.30 WIB, meningkatkan status Kawah Timbang dari normal menjadi waspada dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga dalam radius 500 meter dari kawah.
Selanjutnya, PVMBG pada Rabu (27/3), pukul 23.30 WIB, meningkatkan status Kawah Timbang dari waspada menjadi siaga dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga dalam radius 1.000 meter dari kawah.
Lebih lanjut, Aziz mengatakan Kawah Timbang bukan daerah tujuan wisata dan lokasinya jauh dari Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng karena berjarak sekitar 12 kilometer, sedangkan radius bahaya gas beracun yang dikeluarkan kawah itu hanya 1 kilometer.
Kendati demikian, dia mengakui peningkatan aktivitas Kawah Timbang telah berdampak pada penurunan kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng meskipun tidak sebesar saat terjadinya peristiwa serupa di tahun 2011 yang mencapai 80 persen.
"Dari pantauan kami, penurunan kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng pada bulan Maret sekitar 10 persen," katanya.
Terkait hal itu, dia mengharapkan wisatawan domestik yang hendak datang ke KWDT Dieng tidak menunda maupun membatalkan keberangkatannya.
"Kalau wisatawan mancanegara, Alhamdulillah datang sesuai jadwal," katanya.
Seperti diwartakan, Kepala PVMBG Surono menyatakan Kawah Sileri di Dataran Tinggi Dieng diguncang gempa tremor pada Kamis (4/4), antara pukul 08.05--08.49 WIB.
"Gempa tremor tersebut menunjukkan adanya aktivitas di kawah tersebut," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan belum mengetahui apakah gempa tremor di Kawah Sileri tersebut ada hubungannya dengan Kawah Timbang atau tidak.
"Kami masih melakukan kajian. Namun yang jelas, dengan adanya gempa tremor menunjukkan adanya aktivitas di Kawah Sileri," kata dia menegaskan.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Alif Faozi mengatakan, Kawah Sileri yang berlokasi di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, berjarak sekitar 7 kilometer dari Kawah Timbang, Desa Sumberejo (Kecamatan Batur).
Menurut dia, Kawah Sileri merupakan salah satu objek wisata di Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng.
"Kawah Sileri masuk dalam Zona 2 KWDT Dieng," katanya.
Salah seorang warga Desa Dieng Kulon, Alif Rahman mengatakan, berdasarkan sejarah, Kawah Sileri belum pernah mengeluarkan gas beracun.
"Berdasarkan sejarah dan pengalaman kami, yang terjadi di Kawah Sileri biasanya hanya letupan dan tidak terlalu berbahaya," kata dia yang juga pegawai Dinbudpar Banjarnegara.
Berdasarkan data di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng, Kawah Sileri telah beberapa kali menunjukkan kegiatan vulkanik berupa erupsi freatik atau semburan lumpur, yakni pada tahun 1944, 1964, 1984, 1986, 2003, 2006, dan terakhir pada September 2009.
Bahkan, saat Kawah Sileri menunjukkan kegiatan vulkaniknya pada 1944 menimbulkan korban jiwa sebanyak 114 orang. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Itu hanya gempa biasa. Kemarin sudah diinformasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kawasan wisata di Dieng relatif aman dikunjungi," katanya di Banjarnegara, Jumat.
Kalaupun ada aktivitas vulkanik di Kawah Sileri, kata dia, hal itu hanya letupan-letupan biasa.
Oleh karena itu, lanjutnya, wisatawan yang hendak berkunjung ke Dieng tidak perlu ragu karena kawasan wisata ini aman untuk dikunjungi meskipun sedang terjadi peningkatan aktivitas di Kawah Timbang.
PVMBG pada Senin (11/3), pukul 21.30 WIB, meningkatkan status Kawah Timbang dari normal menjadi waspada dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga dalam radius 500 meter dari kawah.
Selanjutnya, PVMBG pada Rabu (27/3), pukul 23.30 WIB, meningkatkan status Kawah Timbang dari waspada menjadi siaga dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga dalam radius 1.000 meter dari kawah.
Lebih lanjut, Aziz mengatakan Kawah Timbang bukan daerah tujuan wisata dan lokasinya jauh dari Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng karena berjarak sekitar 12 kilometer, sedangkan radius bahaya gas beracun yang dikeluarkan kawah itu hanya 1 kilometer.
Kendati demikian, dia mengakui peningkatan aktivitas Kawah Timbang telah berdampak pada penurunan kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng meskipun tidak sebesar saat terjadinya peristiwa serupa di tahun 2011 yang mencapai 80 persen.
"Dari pantauan kami, penurunan kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng pada bulan Maret sekitar 10 persen," katanya.
Terkait hal itu, dia mengharapkan wisatawan domestik yang hendak datang ke KWDT Dieng tidak menunda maupun membatalkan keberangkatannya.
"Kalau wisatawan mancanegara, Alhamdulillah datang sesuai jadwal," katanya.
Seperti diwartakan, Kepala PVMBG Surono menyatakan Kawah Sileri di Dataran Tinggi Dieng diguncang gempa tremor pada Kamis (4/4), antara pukul 08.05--08.49 WIB.
"Gempa tremor tersebut menunjukkan adanya aktivitas di kawah tersebut," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan belum mengetahui apakah gempa tremor di Kawah Sileri tersebut ada hubungannya dengan Kawah Timbang atau tidak.
"Kami masih melakukan kajian. Namun yang jelas, dengan adanya gempa tremor menunjukkan adanya aktivitas di Kawah Sileri," kata dia menegaskan.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Alif Faozi mengatakan, Kawah Sileri yang berlokasi di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, berjarak sekitar 7 kilometer dari Kawah Timbang, Desa Sumberejo (Kecamatan Batur).
Menurut dia, Kawah Sileri merupakan salah satu objek wisata di Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng.
"Kawah Sileri masuk dalam Zona 2 KWDT Dieng," katanya.
Salah seorang warga Desa Dieng Kulon, Alif Rahman mengatakan, berdasarkan sejarah, Kawah Sileri belum pernah mengeluarkan gas beracun.
"Berdasarkan sejarah dan pengalaman kami, yang terjadi di Kawah Sileri biasanya hanya letupan dan tidak terlalu berbahaya," kata dia yang juga pegawai Dinbudpar Banjarnegara.
Berdasarkan data di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng, Kawah Sileri telah beberapa kali menunjukkan kegiatan vulkanik berupa erupsi freatik atau semburan lumpur, yakni pada tahun 1944, 1964, 1984, 1986, 2003, 2006, dan terakhir pada September 2009.
Bahkan, saat Kawah Sileri menunjukkan kegiatan vulkaniknya pada 1944 menimbulkan korban jiwa sebanyak 114 orang. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013