Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Andiani mengatakan erupsi di Kawah Sileri, Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawah Tengah, bersifat freatik akibat kelebihan tekanan dan aktivitas permukaan.
"Erupsi yang terjadi bersifat freatik tidak didahului oleh kenaikan gempa-gempa vulkanik secara signifikan yang menandakan tidak ada suplai magma ke permukaan," kata Andiani dalam keterangan resmi yang dikutip ANTARA di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan pemantauan PVMBG yang dilakukan selama periode 1 Januari hingga 29 April 2021, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Asap Kawah Sileri berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal setinggi 1—70 meter dari dasar kawah.
PVMBG juga merekam aktivitas gempa di kompleks gunung api Dieng selama periode tersebut, yakni 30 kali gempa tornilo, 147 kali gempa tektonik lokal, dua kali gempa terasa, 31 kali gempa tektonik jauh, dan 48 kaki gempa vulkanik dalam.
Pada tanggal 29 April 2021 pukul 18.25 WIB, erupsi freatik menghasilkan lontaran material bebatuan dan lumpur setinggi 200—400 meter ke arah selatan, timur, dan barat.
Selain itu, terekam pula satu kali gempa letusan dengan amplitudo maksimum 42,7 milimeter dan lama gempa 108,15 detik.
"Erupsi hanya berlangsung singkat tidak diikuti kenaikan kegempaan dan perubahan visual yang mengarah pada rangkaian erupsi yang lebih besar," kata Andiani.
Tingkat aktivitas Gunung Dieng saat ini masih berada pada Level I atau normal.
Masyarakat dan wisatawan diimbau tidak mendekati Kawah Sileri pada radius 500 meter dari bibir kawah, serta tidak beraktivitas di sekitar Kawah Timbang untuk menghindari ancaman gas-gas vukanis konsentrasi tinggi yang dapat membahayakan jiwa.
PVMBG: Erupsi Kawah Sileri di Dieng bersifat freatik
Jumat, 30 April 2021 9:49 WIB 1063