Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta hingga Senin sudah melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan virus corona pada 25 orang yang diduga pernah melakukan kontak erat dengan orang-orang dalam klaster penularan corona di sebuah warung soto di kota tersebut.

"Setelah muncul kasus pertama dari warung soto, maka dilakukan uji swab terhadap 19 orang keluarga dan karyawan yang diduga memiliki kontak erat dan hasilnya sebanyak 10 orang terkonfirmasi positif," kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, penelusuran riwayat kontak dari orang-orang yang positif COVID-19 dalam klaster penularan tersebut terus dilakukan dan saat ini total sudah 25 orang yang diperiksa.

"Kami pun melakukan tracing (pelacakan) terhadap kontak erat dari 10 orang yang sudah terkonfirmasi positif itu. Mereka melakukan kontak dengan siapa saja dan dimana saja," katanya, menambahkan 10 orang yang tertular COVID-19 melakukan isolasi mandiri karena tidak mengalami gejala sakit.

Setelah pemiliknya positif tertular COVID-19, warung soto di depan XT-Square Yogyakarta ditutup dan baru bisa dibuka kembali setelah proses pelacakan penularan COVID-19 dalam klaster tersebut selesai.

Heroe berharap, seluruh pasien yang sudah dikonfirmasi positif COVID-19 memberikan informasi lengkap mengenai riwayat kontak mereka untuk memudahkan pelacakan kasus.

"Jangan justru ditunda-tunda. Semakin cepat proses tracing (pelacakan) bisa dilakukan, maka semakin cepat pula kasus tersebut bisa dikendalikan dan dicegah dan semakin cepat juga warung soto bisa buka kembali," katanya.

Warga yang pernah makan atau membeli soto di warung di depan XT-Square selama bulan Agustus diwajibkan memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Petugas di fasilitas kesehatan akan memberikan masukan kepada masyarakat mengenai tindakan yang perlu dilakukan. "Apakah harus melakukan rapid test, uji swab, atau cukup isolasi mandiri di rumah," kata Heroe.

Heroe mengatakan, warung soto tersebut biasanya menjadi langganan bagi para pesepeda sehingga mungkin konsumennya tidak hanya berasal dari Kota Yogyakarta saja tetapi juga dari daerah lain.

Hingga saat ini, sudah ada setidaknya 11 orang yang melapor pernah makan atau membeli soto di warung tersebut. Di antara pelapor ada anggota  kelompok pesepeda yang terdiri atas delapan orang.

Kasus penularan COVID-19 di warung soto tersebut, Heroe mengatakan, harus menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak, khususnya pelaku usaha, untuk selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Sementara itu, Camat Umbulharjo Rumpis Trimintarta mengatakan bahwa aparat kecamatan berusaha secepat mungkin mencegah penularan COVID-19 dari warung soto meluas.

"Dari hasil kesepakatan dengan wilayah, maka di sekitar lokasi dan rumah keluarga pemilik warung dilakukan semacam lockdown sehingga akses jalan keluar masuk hanya satu saja," katanya.

Keluarga pemilik warung dan karyawan warung yang dikonfirmasi positif COVID-19, menurut dia, sudah melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Untuk anggota keluarga lainnya yang dinyatakan negatif, maka kami mencarikan shelter bagi mereka supaya tidak tertular dan memudahkan wilayah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan isolasi mandiri," katanya.
 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020