Kepala Bidang Budidaya Ikan Dinas Perikanan Provinsi Bengkulu, Hidayatullah mengatakan, produksi ikan budidaya air tawar di Bengkulu terus mengalami kemerosotan pada kondisi pandemi COVID-19 tahun ini. 

"Tahun lalu produksi ikan budidaya termasuk ikan hias mencapai 122,79 ton sedangkan tahun ini sejak Januari hingga September hanya 4 ton lebih," katanya di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan produksi ikan budidaya, pembenihan dan ikan hias di Bengkulu selama dua tahun terakhir mencapai Rp3,49 triliun atau jumlah produksi 122,79 ton.

Ia mengatakan, merosotnya produksi kan budidaya dipengaruhi oleh kondisi pandemi COVID-19 hingga pembatasan operasional dalam pembibitan. 

Berkurangnya jumlah petani ikan di Bengkulu hingga penurunan angka produksi diprediksi bakal menetap di angka tersebut hingga akhir tahun.

Hidayat mengatakan, jenis produksi ikan ini didominasi oleh produksi ikan nila dan ikan mas. Sementara komoditas lainnya berupa ikan gracillaria verrucosa, gurame, lele, mujair, patin dan udang vaname.

Bengkulu Tengah menjadi daerah dengan tingkat produksi terbanyak, disusul Bengkulu Selatan kemudian Bengkulu Utara, Kota Bengkulu, Seluma, Kepahiang, Mukomuko, Lebong, Kaur dan Rejang Lebong.  

Tak hanya itu, faktor lain yang membuat merosotnya produktifitas ikan ini adalah kurangnya cadangan pakan, di mana selama ini petani ikan maupun dari pihak swasta selalu menyuplai pakan ikan dari luar daerah.

"Di Bengkulu belum ada produksi pakan ikan. Faktor ini jadi kendala yang belum bisa kita atasi tahun ini. Sementara untuk bibit kita tidak ada kendala," katanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Dinas Perikanan Bengkulu mencatat suplai pakan ikan berasal dari Lampung.

Pewarta: Bisri Mustofa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020