Sekitar 270 ekor paus terdampar di gundukan pasir pesisir pantai Pulau Tasmania, Australia, Senin, dan sejumlah ahli biologi laut berencana menyelamatkan ratusan mamalia tersebut.
Ilmuwan yang bekerja untuk pemerintah itu mengatakan setidaknya 25 ekor paus yang diyakini berjenis Paus Pilot, telah tewas. Paus Pilot merupakan mamalia laut yang tumbuh sampai sepanjang tujuh meter (23 kaki) dan bobotnya dapat mencapai lebih dari tiga ton.
“Hewan terdampar bukan kejadian yang cukup umum di Tasmania, dan situasi sebesar ini tidak terbayangkan sebelumnya, kami tidak pernah melihat kejadian seperti ini setidaknya dalam waktu 10 tahun terakhir,” kata manajer wilayah Taman Nasional Tasmania, Nic Deka.
Departemen Industri, Taman Nasional, Air, dan Lingkungan Tasmania mengatakan ratusan paus yang terdampar itu terbagi dalam tiga kelompok. Paus tersebut terjebak di perairan dangkal di Macquarie Heads, 200 kilometer dari ibu kota Tasmania, Hobart.
Para penyelamat dengan perlengkapan khusus, saat ditemui di lokasi, Senin siang, mengatakan mereka akan memeriksa keadaan paus. Mereka akan kembali berkumpul di pantai saat malam hari untuk membahas strategi penyelamatan.
Otoritas di Tasmania rata-rata tiap dua sampai tiga minggu sekali menemui kasus lumba-lumba dan paus terdampar di pesisir pulau.
Para ahli awalnya memperkirakan hanya 70 paus yang terdampar saat melihat kawanan mamalia itu dari ketinggian. Namun, saat mereka mendekat, jumlah paus yang terdampar jauh lebih banyak.
Kasus paus terdampar dalam jumlah besar terakhir kali ditemukan di pesisir Tasmania pada 2009. Saat itu, sekitar 200 paus terdampar di pesisir.
Lebih dari 100 Paus Pilot juga ditemukan mati di pesisir Selandia Baru pada 2018.
Sejauh ini, ilmuwan belum mengetahui alasan paus, yang biasa berenang bersama kawanannya, seringkali terdampar ke pesisir. Namun, paus diketahui bergerak mengikuti pemimpin kawanan dan mereka juga sering berkumpul mengelilingi seekor paus yang stres atau terluka.
“Ikatan sosial di antara mereka dan kuatnya hubungan antarkelompok seringkali jadi penyebab banyak dari mereka yang terjebak,” kata ahli paus dari Griffith University, Olaf Meynecke.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020