Sekretaris Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulteng, Ajmain  Ramadhan menyebut banjir bandang yang menimpa desa it pada Senin (14/9) malam, tidak ada kaitannya dengan kegiatan 'illegal logging' atau penebangan liar.

"Tidak ada penebangan liar di Desa Rogo, karena masyarakat memegang adat istiadat dan budaya yang kuat," ucap Ajmain Ramadhan, di Sigi, Selasa.

Ajmain mengemukakan masyarakat desa diikat oleh adat istiadat, yang salah satunya dilarang menebang pohon di hutan, karena berdampak pada kerusakan lingkungan.

Lewat adat istiadat itu, sebut dia, dipastikan bahwa banjir bandang yang terjadi, bukan karena aktivitas illegal logging melainkan karena tingginya intensitas hujan yang mengguyur Kabupaten Sigi beberapa hari, ditambah dengan menurunnya kualitas daerah aliran sungai (DAS).

Atas bencana banjir bandang tersebut, ia menguraikan, terdapat 176 jiwa warga Dusun I dan 67 jiwa warga Dusun II Desa Rogo yang terdampak langsung banjir bandang itu.

Kemudian terdapat balita 17 orang, bayi tiga orang, dan lansia 25 orang turut terdampak bencana banjir bandang yang disertai material lumpur dan kayu itu.

Selanjutnya, rumah rusak berat atau tidak lagi dapat dihuni sebanyak 13 unit, dari total 75 rumah yang terdampak berat, sedang dan ringan.

"Sejauh ini warga mengungsi di rumah-rumah keluarga mereka yang tidak terdampak, serta di fasilitas-fasilitas umum," ujarnya.

Selain itu, sarana umum terdiri dari dua MCK umum yang dibangun di desa tersebut rusak berat atau tidak lagi dapat digunakan karena terdampak banjir.
Kondisi permukiman warga Desa Rogo yang diterjang banjir bandang pada Senin malam 14/9. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Pewarta: Muhammad Hajiji

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020