Harga bahan bakar minyak pertalite di Kota Palembang akan disubsidi oleh Pertamina hingga setara dengan harga premium mulai akhir Oktober sebagai dukungan untuk program Langit Biru.

Region Manager Communication Relations & CSR Sumbagsel PT Pertamina Dewi Sri Utami di Palembang, Selasa, mengatakan program Langit Biru tersebut mengajak masyarakat agar menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.

"Kota Palembang jadi pilot di Pulau Sumatera untuk program ini, kami ingin mengajak masyarakat merasakan sensasi pertalite harga premium," ujarnya usai audiensi dengan Pemkot Palembang.

Pertamina akan menurunkan harga pertalite dari Rp7.850 menjadi Rp6.450 khusus untuk kendaraan roda dua, roda tiga, taksi dan kendaraan plat kuning.

Pelaksanaanya dimulai pada minggu ke empat Oktober di 14 SPBU dari 39 SPBU yang ada di Kota Palembang, kata dia, akan ada jalur khusus pertalite harga konversi (Rp6.450) dan pertalite harga normal (Rp7.850) di 14 SPBU tersebut.

"Untuk masyarakat yang mampu pakai pertalite yang biasa saja," tambahnya.

Menurut dia Palembang dipilih sebagai pilot program Langit Biru karena kadar polusi di wilayah itu termasuk paling rendah pada 2019 dan tingkat konsumsi bahan bakar rendah emisi (pertile - pertamax) juga cukup tinggi.

Rencananya konversi harga pertalite ke premium itu akan berlangsung hingga Desember 2020 untuk tahap pertama, sehingga premium tidak dijual di Palembang selama periode tersebut.

Ia menjelaskan penggunaan bahan bakar pertalite yang lebih berkualitas akan berdampak pada kualitas udara yang semakin baik, tujuan tersebut sejalan dengan komitmen kelestarian lingkungan dari pemerintah Indonesia.

"Kami mengajak masyarakat menggunakan bahan bakar ramah lingkungan sesuai aturan Kemen LHK dan standar Euro 4 dengan minimal RON 91, pemakaian pertalite juga membuat mesin kendaraan lebih awet " kata Dewi menambahkan.

Pewarta: Aziz Munajar

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020