Satu kuntum bunga langka dilindungi Rafflesia arnoldii mekar sempurna kawasan hutan di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, dengan posisi yang sangat unik yakni mekar menggantung pada pohon induk dengan ketinggian tiga meter dari atas tanah.

Ketua Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Padang Guci Hulu, Andri Yan mengatakan bunga dengan posisi unik mekar menggantung pada pohon induk ini baru pertama kali ditemukan di wilayah itu.

"Biasanya mekar pada tanaman induk atau inangnya di atas tanah tapi yang mekar mali ini sangat jarang terjadi, menggantung pada tanaman inangnya," kata Andri di Kaur, Minggu.

Ia mengatakan keberadaan bunga langka tersebut pertama kali diinformasikan oleh warga Desa Bungin Tambun yang menemukan bunga tersebut saat masih berbentuk bonggol menggantung pada tanaman induknya.

Informasi tentang keberadaan puspa tersebut pun disampaikan ke anggota KPPL Padang Guci dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Padang Guci Hulu di Desa Manau IX yang selama lima tahun terakhir rutin mengkampanyekan pelestarian bunga langka di daerah itu.

"Dari informasi warga itu kami mendatangi habitat yang ditemukan warga dan ternyata bunga memang menempel pada tanaman inang yang berada 3 meter di atas tanah," katanya.

Ketua KPPL Bengkulu, Sofian Ramadhan mengatakan kejadian langka ini memang berpotensi terjadi karena tanaman inang rafflesia yakni jenis Liliana sp merupakan jenis tanaman menjalar sehingga akar bisa pada posisi menggantung di udara.

Ia mengatakan jenis rafflesia yang mekar menggantung tersebut adalah jenis Rafflesia arnoldii bila berpatok pada warna dan ukuran bunga serta bercak pada kelopak atau perigon.

"Diameter bunga diperkirakan 80 centimeter dengan posisi di atas tanah sekitar 3 meter," katanya.

Pantauan di lokasi, kondisi bunga dengan lima kelopak tersebut sedang mekar sempurna berwarna merah terang walau salah satu kelopak menghitam pada bagian pinggirnya.

Habitat bunga tersebut dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda dua yang sudah dimodifikasi warga sehingga dapat digunakan pada jalan berbatu dan tanah licin.

Jalur kendaraan mengikuti jalan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Padang Guci memakan waktu 40 menit lalu berjalan kaki sejauh 300 meter ke dalam hutan.

Menurut Andri, bunga sedang memasuki hari kedua mekar dengan posisi seluruh kelopak sedang mengembang sempurna.

"Karena posisinya vertikal membuat kelopak tidak bisa mengembang dengan sempurna karena melawan gravitasi," ucapnya.

Anggota KPPL Padang Guci Hulu menurut Andri sudah memetakan 18 habitat bunga langka rafflesia sp yang ada di sekitar Desa Manau IX yakni jenis Rafflesia arnoldii sebanyak 12 habitat dan jenis Rafflesia bengkuluensis sebanyak 6 habitat.

Selain melestarikan dan menjadikan puspa langka itu sebagai daya tarik wisata, komunitas juga menyoroti keterancaman habitat Rafflesia sp di Padang Guci Hulu yang semakin terdesak akibat pembalakan liar dan pembukaan hutan untuk dijadikan perladangan.

Andri mengatakan komunitasnya juga sedang mengidentifikasi potensi ekowisata lain di kawasan itu seperti keberadaan sejumlah air terjun dan kekayaan keanekaragaman hayati lainnya di sekitar desa mereka.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020