Nusa Dua (Antara Bengkulu) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan seluruh hotel berbintang di Tanah Air belum memiliki sertifikat sistem manajemen pengamanan (SMP) sesuai dengan standar Kepolisian Negara Republik Indonesia.

"Jumlah hotel berbintang 4-5 di Indonesia sekitar 400 unit, dan seluruhnya belum bersertifikat sistem tersebut," kata Sekretaris Jenderal Kemenparekraf Ukus Kuswara usai peluncuran SMP di Nusa Dua, Senin.

Dia mengatakan bahwa tidak hanya hotel berbintang saja yang belum memiliki sistem manajemen pengamanan yang baik, tetapi akomodasi pariwisata berkelas di bawahnya pun sama belum bersertifikat.

Menurut Ukus, seluruh hotel yang ada di Indonesia yakni sekitar 15.000 belum memiliki sertifikat tersebut sehingga secara perlahan akan diaudit oleh pihak berwenang untuk meningkatkan standar pelayanan keamanan dan keselamatan.

Audit sistem pengamanan manajemen untuk seluruh hotel itu akan dimulai di tiga hotel yang berada di Bali dan Jakarta. Ketiga akomodasi pariwisata tersebut merupakan proyek percontohan dari penerapan sistem untuk meningkatkan layanan keamanan.

"Hotel yang menjadi proyek percontohan itu adalah St Regis Bali Resort, Sheraton Kuta Bali, serta The Dharmawangsa dan Oakwood Premier Cozmo Hotel Jakarta," ujarnya.

Sebelum audit itu dilaksanakan secara menyeluruh, kata dia, secara bertahap pula hotel-hotel akan diberikan pelatihan untuk meningkatkan keamanan. Memang ada anggaran untuk pengauditan tersebut, tetapi belum ditentukan untuk saat ini.

Dia berpendapat bahwa kualitas keamanan merupakan langkah strategis untuk mencapai keberhasilan di sektor pariwisata sehingga dapat menggali potensi pasar wisatawan dunia yang besar.

"Oleh karena itu, rasa aman adalah salah satu pesona dari gerakan Sadar Wisata dan Sapta Pesona," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pemeliharaa Keamanan (Kabaharkam) Polri Komisaris Jenderal Polisi Oegroseno mengatakan bahwa sistem manajemen pengamanan itu tidak memerlukan perangkat atau standar peralatan khusus serta jumlah personel keamanan tertentu.

"Sistem tersebut merupakan satu kesatuan yang melibatkan unsur personel dan koordinasi. Kami berharap, setelah diaudit, hotel bisa lebih meningkatkan pelayanan dalam keamanan dan keselamatan," katanya.

Saat ini, kata dia, prioritas utama adalah mengaudit hotel yang akan digunakan sebagai tempat delegasi KTT APEC yang dijadwalkan pada bulan September 2013. (ANTARA)

Pewarta: I Gusti Ketut Agung Wijaya

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013