Jakarta (Antara Bengkulu) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia meminta dana kompensasi kenaikan harga BBM subsidi kepada masyarakat miskin diberikan melalui kegiatan ekonomi yang produktif seperti program padat karya.

"Jangan berupa BLT (bantuan langsung tunai), itu tidak produktif," kata Pengurus YLKI Tulus Abadi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Ia mendukung rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi bagi seluruh kendaraan dibandingkan hanya mobil pribadi.

"Lebih rasional semua kendaraan. Kalau hanya mobil pribadi, akan menimbulkan persoalan dalam pelaksanaannya," ujarnya.

Ia meminta, kenaikan harga BBM jenis premium dan solar subsidi sebesar Rp1.500 atau menjadi Rp6.000 dari saat ini Rp4.500 per liter.

"Harga kembali seperti tahun 2009 sebesar Rp6.000, saya kira cukup realistis," katanya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, pemerintah akan menaikkan harga BBM jenis premium dan solar bersubsidi bagi seluruh kendaraan.

Kenaikan harga BBM yang tengah dikaji adalah di bawah Rp6.500 per liter.

Hal tersebut merupakan hasil rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Yudhoyono dengan didampingi Wakil Presiden Boediono pada Senin (29/4).

Presiden Yudhoyono dijadwalkan menyampaikan opsi kebijakan BBM yang diambil pada Selasa.

Kenaikan harga BBM bagi seluruh kendaraan merupakan perubahan skenario dari sebelumnya hanya mobil pribadi.

Pemerintah menilai kenaikan harga BBM yang berlaku hanya pada mobil pribadi bakal menimbulkan persoalan di lapangan.

Pewarta: Oleh Kelik Dewanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013