Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bengkulu, Klaus JA Damanik menyebutkan potensi curah hujan berintensitas tinggi akibat dampak La Nina yang berlangsung hingga akhir Desember 2020 perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan banjir dan longsor.

"Masyarakat perlu waspada dengan adanya potensi curah hujan tinggi yang diperkirakan akan berlangsung hingga Desember," kata Damanik, di Bengkulu, Kamis.

Cuaca tak menentu turut menyertai pergantian tahun di mana potensi banjir mengintai di wilayah pesisir dan dataran rendah Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara hingga Kaur.

Kemudian untuk potensi terjadinya bencana longsor, seperti yang dipetakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, terdapat di wilayah pegunungan dan dataran tinggi yang memiliki lahan ektrim pada wilayah Bengkulu Tengah, Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong.

Damanik mengatakan, ancaman bencana hidrometeorologi di Provinsi Bengkulu tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga lima bulan terhitung Oktober 2020. 

Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Rusdi Bakar merekomendasikan masyarakat untuk mempersiapkan diri saat banjir terjadi. Beberapa bahaya yang dapat terjadi, seperti insiden terkena aliran listrik atau terseret arus air, perlu diantisipasi oleh setiap anggota keluarga. 

"Lakukan beberapa hal untuk mengantisipasi insiden tersebut dengan mendiskusikan di dalam anggota keluarga sehingga risiko yang lebih besar dapat dihindari," katanya.

Demikian juga untuk mengantisipasi kejadian tanah longsor yang mungkin terjadi.  Identifikasi lokasi tempat tinggal keluarga berada. Hujan lebat dengan durasi lama serta kondisi tanah labil dapat menjadi pemicu terjadinya bahaya tanah longsor. Bencana ini merupakan salah satu jenis kejadian hidrometeorologi yang mematikan di Indonesia. 

"Kenali bahaya, kurangi risikonya, ini harus disampaikan kepada anggota keluarga dan warga sekitar. Ingat bahwa saat ini musim hujan telah berlangsung, masyarakat terus diimbau untuk waspada dan siaga," kata Rusdi. 

Di samping itu, masyakarat setempat juga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya COVID-19 serta ancaman bahaya geologi, seperti gempa bumi. Provinsi Bengkulu termasuk wilayah dengan kategori sedang hingga tinggi untuk ancaman bahaya yang belum dapat diprediksi ini. 

Lebih lanjut, titik efakuasi di wilayah ini belum terpetakan secara maksimal sehingga pihak Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Bengkulu meminta agar pemerintah setempat perlu meninjau lagi hal ini demi mengurangi resiko titik kumpul dengan tingkat likuifaksi tinggi.

Pewarta: Bisri Mustofa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020