Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyatakan belum menerima laporan terkait kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi di wilayah itu. sejak Rabu (16/12) hingga Kamis (17/12) pagi.

Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong M Budianto di Rejang Lebong, Kamis, mengatakan gempa bumi yang terjadi sejak Rabu malam dan berlanjut hingga hari ini dengan jeda waktu antarkejadian berselang hanya beberapa jam.

"Sampai saat ini belum ada laporan dari warga maupun camat yang tersebar di 15 kecamatan di Rejang Lebong, kendati demikian warga harus tetap waspada sehingga tidak sampai ada korban," kata dia.

Dia menjelaskan berdasarkan laporan dari BMKG yang diterima BPBD, hingga Kamis siang setidaknya sudah terjadi 10 kali gempa bumi dengan kekuatan berbeda-benda, namun sejauh ini yang paling terasa pada pukul 09.17 WIB dengan kekuatan magnitudo 4,2.

Berdasarkan laporan dari BMKG Provinsi Bengkulu, kata dia, pusat gempa ini berada di wilayah Kecamatan Curup Timur dan bukan dari Gunung Api Bukit Kaba di Kecamatan Selupu Rejang.

"Kalau laporan dari BMKG pusat gempanya berada di wilayah Kecamatan Curup Timur, bukan dari Bukit Kaba. Guncangan gempa ini terasa di 15 kecamatan di Rejang Lebong, karena gempa yang terjadi adalah jenis gempa bumi dangkal," tambah dia.

Dia mengimbau masyarakat Rejang Lebong selalu waspada karena potensi bencana alam di daerah itu cukup besar, selain bencana alam gempa bumi, gunung meletus, juga bencana alam hidrometeorologi.

Bencana alam hidrometeorologi ini, jelas dia, terjadi akibat adanya pengaruh dari cuaca ekstrem yang belakangan terjadi di Tanah Air termasuk di wilayah Bengkulu, sehingga kemungkinan terjadinya bencana akibat curah hujan yang tinggi seperti banjir, longsor, petir dan puting beliung.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020