Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Bengkulu melakukan uji coba sirine peringatan dini tsunami untuk mengganti alat yang rusak sejak Maret 2020. 

"Ini merupakan pergantian sirine karena yang lama kondisinya rusak tidak bisa diperbaiki karena suku cadangnya tidak diproduksi lagi," kata Kepala BMKG Kepahiang Litman di Bengkulu, Jum'at. 

Ia menambahkan bahwa secara teknologi, sirine tersebut sama seperti toa di mesjid hanya saja aktifasinya yang direkayasa dibunyikan dari jarak jauh menggunakan sistem frekuensi radio. 

Namun jika dibandingkan dengan alat sebelumnya frekuensi suara sirine ini hanya terdengar sejauh 1 kilometer sedangkan alat sebelumnya hingga 2 kilometer. 

Hal itu membuat pihaknya menambah satu lokasi pemasangan sirine di kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bengkulu, dua lainnya berada di kawasan Sport Center Pantai Panjang dan Kantor Kesbangpol Provinsi Bengkulu. 

Litman menjelaskan bahwa sirine peringatan tsunami tersebut merupakan perintah evakuasi yang dipusatkan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu.

"Sirine ini merupakan perintah evakuasi ketika BMKG mendapatkan parameter gempa yang berpotensi tsunami, maka pihak BPBD bisa melihat informasi tersebut maupun dampak yang akan terjadi, maka setelah mendapatkan informasi pihak BPBD dapat melakukan evakuasi dengan peringatan melalui sirine ini," ujarnya. 

Ia berharap keberadaan sirine ini dapat menyebar ke seluruh pantai yang ada di Provinsi Bengkulu dibantu dengan pendanaan pemerintah daerah. 

"Dan ini nantinya akan kami serahkan ke pemda, terkait dengan selanjutnya itu tergantung Pemda," kata Litman.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020