New York (Antara Bengkulu) - Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan bahwa sejumlah perusahaan terkemuka Swedia menunjukkan minatnya untuk melakukan investasi di Indonesia.

Hal itu dikemukakan oleh Hidayat di New York, Amerika Serikat, Rabu sore waktu setempat atau Kamis dini hari WIB, terkait pertemuan satu lawan satu antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan CEO sejumlah perusahaan terkemuka Swedia, sebelum Presiden Yudhoyono bertolak menuju New York.

"Di Stocklom itu kita melakukan pertemuan dengan para CEO, melakukan diskusi dengan kami. Mereka itu tertarik," katanya.

Sekalipun dalam pertemuan itu sama sekali belum dilakukan pembahasan mengenai jumlah investasi, Menteri Perindustrian mengatakan bahwa sejumlah CEO perusahaan terkemukan Swedia itu akan melawat ke Indonesia pada Juni 2013.

"Kalau ditanya jumlahnya, mereka sendiri juga tidak berani mengeluarkan pernyataan tapi bulan depan mereka akan ke Indonesia," katanya.

Menurut dia, Presiden Yudhoyoni melakukan pertemuan dengan sekitar 10 CEO perusahaan yang bergerak di bidang teknologi ramah lingkungan, alat kesehatan, transportasi, energi panas bumi, teknologi, dan peralatan.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Suryo Bambang Sulistyo mengatakan para CEO perusahaan terkemuka Swedia itu menyampaikan bahwa Indonesia saat ini merupakan negara yang sangat diminati dan mereka mengakui keberhasilan Indonesia.

"Mereka menyatakan minatnya yang besar untuk berinvestasi di Indonesia," katanya.

Ia mengatakan bahwa diantara perusahaan-perusahaan tersebut terdapat perusahaan energi dan teknologi komunikasi terkemuka.

Ia juga mengatakan jika Presiden Yudhoyono menyatakan kesiapan Indonesia untuk membantu jika perusahaan-perusahaan tersebut menghadapi kesulitan di Indonesia.

Saat ditanya mengenai sikap Kadin, ia mengatakan bahwa Kadin siap untuk membantu apabila ada di antara perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan mitra.

Ia mengakui jika Swedia memiliki keunggulan di bidang-bidang tertentu, misal teknologi ramah lingkungan dan kehutanan. Kesediaan Swedia untuk melakukan alih terknologi juga dinilai  sebagai suatu nilai lebih.

Sebelumnya, Presiden Yudhoyono dalam pertemuan bilateral kedua negara, menyampaikan kepada Perdana Menteri Swedia Fredrick Reinfeldt terkait regulasi untuk investasi.

"Jika ada masalah berkaitan dengan regulasi bisa kita bicarakan bersama," katanya.

Berdasarkan data Kedutaan Besar Indonesia di Swedia, Swedia merupakan mitra penting Indonesia dengan nilai perdagangan bilateral tertinggi di antara negara-negara Skandinavia.

Selama lima tahun terakhir, perdagangan kedua negara menunjukkan kecenderungan peningkatan positif dan mencapai 6,91 persen.

Total perdagangan bilateral pada 2012 mencapai 1,46 miliar dolar AS, meningkat sebesar 28 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,05 miliar dolar AS.

Dalam bidang investasi, realisasi investasi Swedia di Indonesia pada 2012 mencapai 5,2 juta dolar AS dengan 11 proyek meningkat pesat lebih dari empat kali lipat dari sebelumnya yang senilai 916 ribu dolar AS dengan sembilan proyek.

Selain didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono, turut mendampingi Presiden adalah Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Menperin M.S. Hidayat.

Presiden Yudhoyono adalah presiden kedua Indonesia yang melawat ke Swedia setelah Presiden Soekarno pada 3-5 Mei 1959.

Pewarta: Oleh G.N.C. Aryani

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013