Bengkulu (Antara Bengkulu) - Bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan yang sempat dirawat lebih sepekan di RSUD M Yunus akhirnya meninggal dunia setelah kondisi keduanya terus memburuk.

"Sebenarnya sudah siap dirujuk ke rumah sakit Cipto Mangunkusumo tapi kondisi mereka terus menurun," kata Siswoyo, ayah kedua bayi bernama Reina dan Reisha itu kepada wartawan di RSUD M Yunus, Kamis.

Selain kondisi yang terus memburuk, rujukan ke RSCM juga terkendala karena tidak adanya dokter pendamping.

Siswoyo mengatakan tentang dana operasi dan pengobatan kedua bayi itu tidak ada masalah, sebab ditanggulangi dengan dana Jaminan Kesehatan Provinsi (Jamkesprov).

Bayi kembar siam yang mengalami dempet di bagian dada, sehingga perlu operasi pemisahan.

Sebelum diputuskan dirujuk ke RSCM Jakarta, kedua bayi tersebut sudah dirawat selama lebih sepekan di RSUD M Yunus.

Menurut Kasubag Hukum, Humas dan Kemitraan RSUD M Yunus Nini Hartati, mengatakan diagnosa dokter, kedua bayi itu hanya memiliki satu hati.

"Biaya operasi ditanggulangi Jamkesprov jadi tidak ada masalah, tapi kondisinya terus memburuk," katanya.

Bayi kembar siam yang didiagnosa hanya memiliki satu hati itu sebelumnya ditangani di RSUD Curup, Kabupaten Rejanglebong lalu dirujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu.

Setelah lima hari di RSUD M Yunus, buah hati pasangan Siswoyo dan Lia asal Desa Airputih Kecamatan Selupurejang itu dirujuk RSCM, Jakarta untuk menjalani operasi.

Namun, sebelum sempat dibawa ke RSCM, kondisi kedua bayi tersebut terus menurun hingga nyawa mereka tidak tertolong.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013