Jakarta (ANTARA) - RD, ibu korban bayi berusia 11 bulan yang dijual oleh ayah kandungnya, menyampaikan terima kasih kepada Polri, khususnya Polres Metro Tangerang Kota, karena telah membantu menemukan anaknya.
“Tanpa bantuan dari Bapak Kapolres Metro Tangerang Kota dan Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota, saya enggak tahu hidup saya sekarang akan gimana,” kata RD, dilansir dari keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menurut RD, kinerja Polri sangat responsif lantaran dirinya baru melaporkan bahwa bayinya hilang pada Senin (30/9) dan pada hari yang sama, korban langsung ditemukan.
Baca juga: Kasus jual beli bayi di Bali, ketua yayasan diduga terlibat dalam sindikat adopsi ilegal
“Prosesnya begitu cepat. Saya lapor pada tanggal 30 September siang dan malam harinya, (korban) sudah ditemukan dalam keadaan sehat,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan penangkapan itu merupakan respons cepat dari Polres Metro Tangerang Kota, Polda Metro Jaya.
Ia mengatakan, langkah cepat ini merupakan bukti nyata komitmen dan konsistensi Polri dalam pelayanan kepada masyarakat, khususnya kaum rentan, dalam hal ini adalah anak-anak.
Baca juga: Seorang ayah di Tangerang jual bayi 11 bulan seharga Rp15 juta
“Ini sebagaimana komitmen dan konsisten Polri, Bapak Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo yang menginstruksikan untuk memberikan pelayanan dan pelindungan bagi kaum rentan, terutama anak-anak, termasuk dibentuknya Direktorat Tindak Pidana Perempuan, Anak, dan Pidana Perdagangan Orang (PPA-PPO) yang baru sebagai langkah strategis dan kolaboratif,” kata dia.
Sebelumnya, Polres Metro Tangerang Kota menangkap seorang pria berinisial RA (36) yang diketahui menjual anak kandungnya yang masih berusia 11 bulan kepada orang lain seharga Rp15 juta.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota Kompol David Yunior Kanitero dalam keterangannya mengatakan pelaku beralasan menjual anaknya yang masih bayi karena untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sementara ibu kandung korban bekerja di Kalimantan.