Jakarta, (Antara Bengkulu) - Jurnalis asal Indonesia, Stefanus Teguh Edi Pramono, memenangi Penghargaan Kate Webb dari Kantor Berita Prancis, AFP, untuk laporan investigatif bertopik perang sipil berdarah Suriah dan perdagangan obat-obatan terlarang di Jakarta.
       
Siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, menyebutkan AFP Foundation mengumumkan jurnalis berusia 31 tahun dan bekerja untuk Majalah Tempo itu sebagai pemenang penghargaan Kate Webb AFP.
        
"Saya bukan seorang pemberani, keringat dingin saya kerap keluar kala bertugas di Suriah dan Jakarta (untuk laporan tentang obat-obatan terlarang), tetapi saya menyadari itu sudah tugas saya," kata Stefanus sebagaimana disebutkan dalam siaran pers tersebut.
        
Pramono juga berhak atas hadiah sebesar 3.000 euro atau sedikitnya Rp38,49 juta.
        
Menanggapi hasil itu, Direktur wilayah Asia Pasifik untuk AFP, Gilles Campion, menyampaikan kebanggaan atas keberhasilan seseorang jurnalis dari wilayah kerjanya dengan memenangi Penghargaan Kate Webb.
        
"Pram adalah seorang jurnalis muda yang memiliki determinasi untuk mengungkapkan informasi penting, bahkan apabila itu berarti menaruh dirinya ke dalam bahaya menderita luka-luka atau mendapat serangan," kata dia.
        
Perjalanan Pramono ke Suriah pada tahun lalu merupakan kali pertama ia mengunjungi Timur Tengah tanpa dibekali kemampuan berbahasa Arab, tetapi ia sukses menghasilkan sejumlah artikel luar biasa disertai beberapa foto.
        
Sementara untuk liputan penyamarannya tentang perdagangan narkotik di Jakarta berlangsung pada 2012, ia dan beberapa rekannya berhasil menyusup ke dalam wilayah berbahaya yaitu Kampung Ambon, tempat banyak pengedar melangsungkan bisnis haram mereka.
        
Penghargaan Kate Webb mulai dianugerahkan sejak 2008 untuk menghormati seorang koresponden perempuan AFP di Asia yang merintis jejak bagi perempuan di dunia jurnalisme internasional.
        
Penghargaan tersebut diberikan kepada sejumlah jurnalis Asia yang melakukan liputan-liputan berbahaya atau dalam situasi sulit.
        
Webb, yang meninggal di usia 64 tahun pada 2007, merupakan salah satu koresponden terbaik yang pernah bekerja untuk AFP. Ia mendapat reputasi setelah meliput beberapa perang dan sejumlah peristiwa bersejarah lain di Asia Pasifik, serta berkarir selama empat dekade.
        
Ia dikenal pertama kali saat menjadi koresponden untuk UPI dalam perang Vietnam kemudian melakukan sejumlah tugas-tugas liputan lain di Asia Tenggara, India dan Timur Tengah untuk AFP.
        
Penghargaan tersebut dikelola oleh AFP Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang mengampanyekan standar jurnalisme lebih tinggi di seluruh dunia, bersama-sama dengan keluarga mendiang Webb. *

Pewarta: Oleh Gilang Galiartha

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013