Kepala Dinas TPHP Provinsi Bengkulu M. Rizon di Kota Bengkulu, Senin menyebutkan bahwa produksi kopi di wilayah tersebut sebelumnya hanya 1,2 ton per hektare.
"Saat ini sudah banyak perusahaan perkebunan kopi yang menggunakan pupuk organik karena telah terbukti meningkatkan hasil produksi kopi," ujar dia.
Meningkatnya hasil produksi koli di Provinsi Bengkulu disebabkan karena para petani di wilayah tersebut terus melakukan intensifikasi pertanian.
Serta melakukan peningkatan kualitas lahan perkebunan seperti contohnya beralih dari penggunaan pupuk anorganik atau kimia menjadi pupuk organik atau alami.
Dengan adanya peningkatan tersebut, Rizon berharap agar para petani kopi di Bengkulu terus menjaga kualitas kopi yang dipanen agar rasa, nama dan citra kopi Bengkulu semakin baik.
Kemudian, dirinya juga berharap agar para petani kopi di Provinsi Bengkulu tidak melakukan alih fungsi lahan.
"Saat ini ini juga di wilayah provinsi Bengkulu telah memasuki masa musim panen. Dimana harga biji kopi telah menyentuh angka Rp60 ribu per kilogram, harga ini pun menjadi harga tertinggi sejak beberapa tahun terakhir," katanya.
Diketahui sebelumnya, Dinas TPHP Provinsi Bengkulu mencatat, hasil produksi kopi di wilayah tersebut sejak Januari hingga Desember 2023 mencapai 50,370 ton dengan lahan seluas 90.964 hektare.
Rizon menerangkan, tingginya hasil produksi kopi di Bengkulu selama 2023 disebabkan karena para petani melakukan peningkatan terhadap kualitas lahan perkebunan kopi.