Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan ketinggian air dalam peristiwa banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Aceh Tamiang mencapai dua meter lebih, sehingga membuat ribuan warga masih harus hidup di pengungsian.

Kepala Pelaksana BPBA Ilyas di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan debit air paling tinggi di Kecamatan Bendahara yang mencapai 1,2 hingga 2,5 meter dan Kecamatan Seruway dengan ketinggian air mulai 1-1,6 meter.

“Kondisi terakhir Kecamatan Bendahara dan Seruway air masih belum surut, sedang di beberapa kecamatan lainnya air sudah mulai surut,” kata Ilyas.

Ilyas menjelaskan banjir di Aceh Tamiang terjadi sejak Rabu (20/1) malam. Banjir itu dipicu curah hujan dengan intensitas tinggi, sehingga membuat beberapa sungai meluap, kemudian merendam 52 desa dalam 11 kecamatan.

Beberapa kecamatan yang terendam banjir seperti Bandar Pusaka, Tenggulu, Sekerak, Bendahara, Kota Kuala Simpang, Karang Baru, Tanjung Karang, Rantau, Seruway, Kejuruan Muda dan Tamiang Hulu. Rata-rata ketinggian air mulai 50 sentimeter hingga 2,5 meter di sejumlah lokasi.

“Curah hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang menyebabkan beberapa desa yang yang berada di sepanjang aliran sungai mengalami banjir dan tanggul pecah di beberapa titik,” katanya menjelaskan.

Data sementara BPBD Aceh Tamiang, lanjut Ilyas, korban yang terdampak mencapai 27.733 jiwa dalam 7.671 kepala keluarga (KK). Sedangkan yang mengungsi 4.156 jiwa dalam 1.251 KK, meliputi warga Kecamatan Bandar Pusaka, Sekerak, Kota Kuala Simpang, Karang Baru, Rantau, Bendahara, Tenggulun dan Suruway.

“Sebanyak 22.018 jiwa dalam 5.983 kepala keluarga tidak mengungsi. Tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa banjir ini. BPBD Aceh Tamiang terus melakukan koordinasi dengan perangkat gampong, pemantauan debit air sungai dan pendataan,” katanya.
 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021