Musi Rawas (Antara Bengkulu) - Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan, setiap tahun memperluas tanaman padi organik di dua kecamatan penghasil beras di wilayah itu.

"Kami setiap tahun terus meningkatkan luas tanaman padi organik hingga tercapai target seluruh petani tanaman padi di wilayah itu menggunakan pupuk kotoran ternak (organik)," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Musi Rawas HA Muis BM Bakup, Senin.

Ia menjelaskan, awalnya pengembangan tanaman padi organik itu dimulai sejak 2007 melalui tanaman percontohan selus 50 hektare dalam dua kecamatan yaitu di Kecamatan Purwodadi dan Kecamatan Tugumulyo.

Pengembangan padi organik melalui pola identifikasi pertanian organik itu pada panen perdananya rata-rata produksinya antara lima hingga enam ton per hektare.

Melihat produksinya melebihi tanaman padi menggunakan pupuk kimia itu, petani tertarik untuk mengembangkannya, namun pihaknya terbentur masalah ketersediaan pupuk organik tersebut.

Para petani padi yang memiliki ternak sapi, mereka tidak kewalahan dalam pengadaan pupuk tersebut, namun bagi petani yang belum memiliki ternak sapi terpaksa membeli pupuk organik tersebut.

Untuk mengatasi kekurangan stok pupuk organik itu, pihaknya kerja sama dengan dinas peternakan setempat untuk membagikan bibit sapi kepada petani padi, disamping petani mengharapkan sistem ternak bergulir dari masyarakat setempat.

Setiap hektare sawah petani membutuhkan pupuk organik mencapai 40 ton, hal itu dilakukan berturut-turut selama tiga tahun setelah itu struktur tanah kembali pada posisi semula yaitu subur.

Selama ini, tanah yang dikelola petani menggunakan pupuk kimia mengalami kejenuhan, sehingga banyak membutuhkan bahan-bahan organik untuk mengembalikan ke kondisi semula, jelasnya.

Kepala Badan Penyuluh Pertanian, Perikanan, Perkebunan, dan Kehutanan (BP4K) Musi Rawas, Zaini Amin, mengatakan, tingkat kesuburuan atau struktur tanah di kedua kecamatan itu cukup baik, misalnya banyak mengandung humus.

Para petani organik membutuhkan kotoran hewan dalam jumlah yang banyak karenanya kini petani sedang mengembangkan pengolahan kompos, pola tersebut selian memerlukan kotoran sapi juga tambahan bahan lainnya seperti jerami, enceng gondok, tanaman serai dan limbah sayuran lainnya.

Bertanam sistem organik, kata dia selain ramah lingkungan, juga akan memperbanyak organisme yang hidup di sekitar tanaman padi tersebut.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013