Medan (Antara Bengkulu) - Stasiun Meteorologi Polonia Medan mencatat suhu udara di Provinsi Sumatera Utara mencapai 36 derajat Celsius, terutama daerah di bagian timur.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Polonia Medan Mega Sirait di Medan, Rabu, mengatakan suhu udara di Sumut juga cukup panas pada malam hari karena diperkirakan mencapai 30 derajat Celsius.
Kondisi suhu udara tersebut menyebabkan udara terasa kering karena kelembaban udara yang rendah yakni mencapai 37 persen.
Cuaca panas tersebut juga mengakibatkan sulitnya pembentukan awan dan minimnya curah hujan di pesisir timur seperti kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, dan Kota Medan.
Secara umum, kata Mega, rendahnya kelembaban udara tersebut disebabkan wilayah Sumut telah memasuki musim kemarau pada Juni dengan keberadaan angin yang bertiup dari barat juga cenderung bersifat kering.
Hal itu disebabkan massa air yang terbawa angin dari Samudera Hindia yang berada di perairan barat Sumut tertahan oleh pegunungan Bukit Barisan.
Kelembaban justru terjadi di lereng perbukitan di bagian barat sehingga memiliki peluang curah hujan lebih tinggi meski tidak begitu deras, seperti di Kabupaten Dairi, Karo, Pakpak Barat, dan Humbang Hasundutan.
Ia mengatakan, kondisi udara yang panas dan kering di Sumut tersebut sering dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk membuka lahan dengan membakar hutan.
Karena itu, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk potensi titik api yang dapat menyebabkan kebakaran hutan, terutama di daerah Kabupaten Labuhan Batu, Asahan, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, dan Madailing Natal.
"Kondisi cuaca yang panas, kering, disertai angin kencang ini diperkirakan masih berlangsung hingga seminggu ke depan," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Polonia Medan Mega Sirait di Medan, Rabu, mengatakan suhu udara di Sumut juga cukup panas pada malam hari karena diperkirakan mencapai 30 derajat Celsius.
Kondisi suhu udara tersebut menyebabkan udara terasa kering karena kelembaban udara yang rendah yakni mencapai 37 persen.
Cuaca panas tersebut juga mengakibatkan sulitnya pembentukan awan dan minimnya curah hujan di pesisir timur seperti kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, dan Kota Medan.
Secara umum, kata Mega, rendahnya kelembaban udara tersebut disebabkan wilayah Sumut telah memasuki musim kemarau pada Juni dengan keberadaan angin yang bertiup dari barat juga cenderung bersifat kering.
Hal itu disebabkan massa air yang terbawa angin dari Samudera Hindia yang berada di perairan barat Sumut tertahan oleh pegunungan Bukit Barisan.
Kelembaban justru terjadi di lereng perbukitan di bagian barat sehingga memiliki peluang curah hujan lebih tinggi meski tidak begitu deras, seperti di Kabupaten Dairi, Karo, Pakpak Barat, dan Humbang Hasundutan.
Ia mengatakan, kondisi udara yang panas dan kering di Sumut tersebut sering dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk membuka lahan dengan membakar hutan.
Karena itu, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk potensi titik api yang dapat menyebabkan kebakaran hutan, terutama di daerah Kabupaten Labuhan Batu, Asahan, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, dan Madailing Natal.
"Kondisi cuaca yang panas, kering, disertai angin kencang ini diperkirakan masih berlangsung hingga seminggu ke depan," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013