Pekanbaru (Antara) - Satelit pemantau cuaca dan panas bumi (NOAA) mendeteksi puluhan titik panas yang diindikasi sebagai peristiwa kebakaran lahan berada di areal belasan perusahaan hutan tanam industri di Provinsi Riau.

Menurut catatan hasil deteksi satelit tersebut, pada Selasa (18/6), terdapat dua titik panas berada di kawasan HTI yang dikelola PT Satria Perkasa Agung, masing-masing berada di Desa Sungai Daun, Kecamatan pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, dan satu lagi berada di Desa Bukit Kerikil, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis.

Kemudian satu "hotspot" berada di kawasan HTI milik PT Dexer Timber Perkasa Industri, tepatnya di kawasan Desa Teluk Nilap, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir, serta di areal HTI milik PT Sumatera Riang Lestari ada sebanyak delapan titik.

Menurut NOAA, delapan titik api yang berada di areal PT SRL yang merupakan anak perusahaan Asia Pacific Resources International (APRIL) tersebut masing-masing berada di tiga kecamatan di Kabupaten Roakn Hilir.

Kemudian terdeteksi pula titik panas di areal hutan tanam industri yang dikelola PT Ruas Utama Jaya yang merupakan anak perusahaan PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) sebanyak dua titik yakni di Desa langgadai Hulu, Kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir, serta satu lagi berada di Desa Tanjung Penyebal, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai.

Titik panas juga terdeteksi berada di areal HTI milik PT Peputra Siak Makmur, PT Sakato Pratama Makmur, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), CV Mutiara Lestari, PT Rimba Seraya Nusantara, dan PT Arara Abadi.

Kemudian menurut NOAA, juga terdeteksi titik panas di areal HTI yang dikelola PT Bina Daya Bentala, PT Rimba Rokan Perkasa, PT Seraya Sumber Lestari, PT Mitra Kembang Selaras, PT Artelindo Wiratama, serta PT Sari Hujau Mutiara.

Kepala Seksi Penanggulangan Kebakaran Hutan Bidang Perlindungan Hutan pada Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Rahidi, Minggu mengatakan, meski ditemukan puluhan titik panas di berbagai areal HTI milik belasan perusahaan tersebut, namun tidak semuanya merupakan peristiwa kebakaran lahan.

"Kami telah melakukan pemantauan secara langsung ke lapangan berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah. Sebagian besar memang benar, terbakar karena berbatasan dengan lahan milik masyarakat, namun sebagian kecil tidak karena sudah padam," katanya.

Sampai saat ini, pihak pemerintah bersama pemda masih terus mengupayakan pemadaman kebakaran lahan di sejumlah wilayah kabupaten dan kota di Riau dengan menggunakan teknologi canggih.

Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga tengah berupaya melakukan "modifikasi" cuaca di Provinsi Riau dari kemarau menjadi hujan.

Upaya tersebut dilakukan dengan melibatkan satu pesawat Herkules dan satu pesawat Cassa, serta tiga unit helikopter.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013