Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi digital Indonesia saat ini telah mengungguli sejumlah negara ASEAN lain seperti Malaysia dan Singapura.
"Khusus Indonesia ekonomi digital kita masih dapat berkembang hingga dua digit di atas negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura," ujar Luhut dalam sambutannya pada program Belajar Bareng Digital Bukalapak dan Microsoft yang digelar virtual, Senin.
Luhut tidak menyebut angka pertumbuhan yang dimaksud. Namun, dia mengatakan bahwa posisi Indonesia hanya kalah dari Vietnam yang memiliki angka pertumbuhan ekonomi digital sebesar 16 persen.
Luhut mengatakan laju pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari investasi yang masuk ke sektor digital Tanah Air.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), selama 2020 sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencatatkan investasi penanaman modal asing (PMA) sebesar 3,6 miliar dollar AS dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp93,2 triliun.
Luhut mengatakan keberadaan sejumlah perusahaan rintisan seperti Bukalapak memiliki andil terhadap besarnya investasi tersebut.
"Dengan kontribusi investasi di dalam perekonomian domestik yang sangat besar 31,9 persen terhadap PDB (produk domestik bruto), investasi di sektor digital tidak hanya akan mendorong kemajuan ekonomi digital namun juga menjadi salah satu kunci untuk memulihkan perekonomian nasional," ujar Luhut.
Lebih lanjut Luhut mengatakan bahwa investasi bukan menjadi satu-satunya faktor penting bagi pengembangan ekonomi digital. Keberadaan ekosistem suportif juga diperlukan supaya ekonomi digital, khususnya perusahaan rintisan dapat tumbuh.
Berdasarkan data dari Global Startup ecosystem Report tahun 2020, Indonesia menempati posisi pertama berdasarkan nilai ekosistem dengan 26,3 miliar dollar AS dan nilai pendanaan tahap awal sebesar 849,5 juta dollar AS.
Dia menilai capaian tersebut tidak akan terwujud tanpa peran serta dari para pemangku kepentingan seperti pemerintah, akademisi, dan pihak swasta.
"Peran aktif pemerintah akan terus didorong demi perkembangan sektor ekonomi digital di dalam negeri. Saya berharap kolaborasi yang nantinya tercipta antara semua pihak akan terus menciptakan multiplier effect positif yang akan memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat Indonesia di era ekonomi digital," kata Luhut.
Dalam kesempatan itu, Luhut juga mengatakan keberadaan UMKM secara daring harus terus didukung agar tidak tertinggal di era industri 4.0.
"Saya berharap kerja sama antara Microsoft dan Bukalapak dapat meningkatkan daya saing pelaku bisnis UMKM nasional. Saya juga berharap kita dapat terus bekerja bersama dalam mendorong perekonomian digital Indonesia," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Khusus Indonesia ekonomi digital kita masih dapat berkembang hingga dua digit di atas negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura," ujar Luhut dalam sambutannya pada program Belajar Bareng Digital Bukalapak dan Microsoft yang digelar virtual, Senin.
Luhut tidak menyebut angka pertumbuhan yang dimaksud. Namun, dia mengatakan bahwa posisi Indonesia hanya kalah dari Vietnam yang memiliki angka pertumbuhan ekonomi digital sebesar 16 persen.
Luhut mengatakan laju pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari investasi yang masuk ke sektor digital Tanah Air.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), selama 2020 sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencatatkan investasi penanaman modal asing (PMA) sebesar 3,6 miliar dollar AS dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp93,2 triliun.
Luhut mengatakan keberadaan sejumlah perusahaan rintisan seperti Bukalapak memiliki andil terhadap besarnya investasi tersebut.
"Dengan kontribusi investasi di dalam perekonomian domestik yang sangat besar 31,9 persen terhadap PDB (produk domestik bruto), investasi di sektor digital tidak hanya akan mendorong kemajuan ekonomi digital namun juga menjadi salah satu kunci untuk memulihkan perekonomian nasional," ujar Luhut.
Lebih lanjut Luhut mengatakan bahwa investasi bukan menjadi satu-satunya faktor penting bagi pengembangan ekonomi digital. Keberadaan ekosistem suportif juga diperlukan supaya ekonomi digital, khususnya perusahaan rintisan dapat tumbuh.
Berdasarkan data dari Global Startup ecosystem Report tahun 2020, Indonesia menempati posisi pertama berdasarkan nilai ekosistem dengan 26,3 miliar dollar AS dan nilai pendanaan tahap awal sebesar 849,5 juta dollar AS.
Dia menilai capaian tersebut tidak akan terwujud tanpa peran serta dari para pemangku kepentingan seperti pemerintah, akademisi, dan pihak swasta.
"Peran aktif pemerintah akan terus didorong demi perkembangan sektor ekonomi digital di dalam negeri. Saya berharap kolaborasi yang nantinya tercipta antara semua pihak akan terus menciptakan multiplier effect positif yang akan memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat Indonesia di era ekonomi digital," kata Luhut.
Dalam kesempatan itu, Luhut juga mengatakan keberadaan UMKM secara daring harus terus didukung agar tidak tertinggal di era industri 4.0.
"Saya berharap kerja sama antara Microsoft dan Bukalapak dapat meningkatkan daya saing pelaku bisnis UMKM nasional. Saya juga berharap kita dapat terus bekerja bersama dalam mendorong perekonomian digital Indonesia," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021